REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau supaya ibu hamil mengerti kondisi tubuhnya dan tidak memaksakan diri mudik saat Idul Fitri 2019. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes Bambang Wibowo mengatakan ibu hamil rentan mengalami flek atau kontraksi terus-menerus.
"Tidak ada larangan ibu hamil bepergian atau mudik. Tetapi sebaiknya perempuan yang sedang mengandung mengerti diri sendiri karena kondisinya rentan," katanya saat konferensi pers persiapan mudik sehat di Kemenkes Jakarta, Kamis (23/5).
Ia menyebut stres fisik dan psikis saat perjalan pulang kampung berpotensi mempercepat kontraksi. Karena itu, Bambang meminta ibu hamil emprioritaskan keselamatan janin yang dikandungnya.
Ia khawatir ibu hamil besar di trimester ketiga berusia 8,5 bulan yang nekat mudik menggunakan motor bisa terjadi kemungkinan melahirkan saat perjalanan. "Jadi harus hati-hati, semua pilihan ada konsekuensi dan risiko. Barangkali lebih bijak kalau mudik ditunda," sarannya.
Kemenkes telah menyiapkan 6.047 fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) di seluruh Indonesia selama masa mudik dan arus balik Lebaran 2019. "Kemenkes menyiapkan 6.047 fasyankes secara nasional yang terdiri dari 923 pos kesehatan, 4.210 pusat kesehatan masyarakat (puskesmas), 375 rumah sakit (RS) sekitar jalur pantura, 144 RS rujukan, 207 kantor kesehatan pelabuhan (KKP), dan 188 public safety center (PSC) 119," ujar Bambang.
Ia menyebut fasyankes yang disediakan Kemenkes untuk menghadapi hari raya Idul Fitri 1440 Hijriyah lebih banyak dari tahun lalu yang hanya sebanyak 3.910. Fasyankes tersebut beroperasi mulai H-7 hingga H+7 sesuai dengan penetapan tanggal mudik Kementerian Perhubungan.