REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Aksi sejumlah musisi berhasil memukau para penonton yang hadir dalam penutupan Ramadhan Jazz Festival (RJF) ke-9 di halaman Masjid Cut Meutia, Jakarta pada akhir pekan lalu. Penampilan Tosca Band menjadi pembuka Ramadhan Jazz Festival di hari kedua.
Putri penyanyi rock Ikang Fawzi yakni Chiki Fawzi berhasil membawa penonton hanyut, menghayati lagu-lagu sarat penuh makna yang dibawakannya di Ramadhan Jazz Festival 2019. Bahkan Chiki pun menceritakan sekilas kisah-kisah menarik dan inspiratif dibalik lagu-lagu yang dibawakannya itu. Tiga lagu yang nyanyikan Chiki berjudul Halo Jelita, Bandara, dan Belukar Dunia.
Panggung Ramadhan Jazz Festival makin meriah kala musisi Andre Hehanusa membawakan lagu berjudul Karena Ku Tahu Engkau Begitu, Kuta Bali, dan Bidadari.
Ramadhan Jazz Festival digelar selama dua hari yakni pada Jumat (17/5) dan Sabtu (18/5).
Pada hari kedua, nuansa 90-an mendominasi suasana. Sejumlah artis 90-an sengaja dihadirkan sehingga aura nostalgia pun makin kental. Kehadiran Andre dan band Element yang meraih puncak popularitas pada akhir 90-an menyemarakkan konser tahunan itu.
Ramadhan Jazz Festival juga jadi ajang reuni para personel grup band Element. Beberapa lagu yang dibawakan Lucky Widja dan rekan-rekannya sukses menghibur penonton. Di antara lagu yang dibawakan yakni Akhirnya, Cinta tak Bersyarat, dan Maaf dari Surga.
Kehadiran Element seakan menegaskan Ramadhan Jazz Festival 2019 ingin menjawab kerinduan penonton akan musisi-musisi 90-an. Selain memanjakan generasi 90-an, RJF 2019 pada hari kedua juga menghadirkan musisi-musisi anyar. Selain Chiki Fawzi, penonton disuguhi peampilan Barsena dan Olivia serta HIVI.
Penampilan para difabel dari Yayasan Diffable Action Indonesia (YDAI) dengan lagu Ya Maulana yang dipopulerkan Sabyan menjadi warna tersendiri dalam konser di pelataran masjid itu. Sebagai penutup , panitia menghadirkan penyanyi Amerika Serikat, Jeremy Passion.
Penggagas Ramadhan Jazz Festival, Agus Setiawan Basuni, bangga atas suksesnya gelaran rutin tahunan tersebut. Terlebih perhelatan musik itu melibatkan ratusan relawan yang merupakan anak-anak muda serta didukung oleh Yayasan Cut Meutia.
“Inilah satu-satunya festival jazz di dunia yang diadakan di pelataran masjid, di bulan suci Ramadhan, setelah shalat tarawih, dan diorganisir oleh semua anak-anak muda terbaik Indoensia,” kata Agus.
Agus juga mengatakan dari perhelatan Ramadhan Jazz Festival di hari pertama, panitia telah mengumpulkan dana sejumlah Rp 213 juta. Dana itu dikumpulkan dari donasi penonton yang hadir ke Ramadhan Jazz Festival sebagai pengganti tiket masuk.
Agus menargetkan dana yang nantinya akan disumbangkan bagi penyandang difabel itu dapat mencapai setengah miliar. Dia pun mengatakan untuk tahun selanjutnya, pihaknya tengah menggagas perhelatan Ramadhan Jazz Festival dilakukan selama tiga malam.
“Doakan semoga istiqamah, kita adakan Ramadhan Jazz Festival tahun depan selama tiga malam,” katanya.