REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penetrasi pengguna internet atau persentase penduduk yang menggunakan internet di Indonesia mengalami peningkatan sekitar 10,12 persen pada 2018. Data itu didapat dari hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan Polling Indonesia. Survei tersebut dilakukan pada periode Maret hingga April 2019.
“Penetrasi pengguna internet 2018 adalah 64,8 persen. Naik dibanding 2017 yang memiliki angka 54,68 persen,” ungkap Sekretaris Jenderal APJII Henry Kasyfi, Rabu (16/5).
Jika dibandingkan dengan data jumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan yaitu 246,16 juta jiwa, berarti pengguna internet Indonesia sekitar 171 juta pengguna. Hasil survei ini berdasarkan pengambilan data dari 5.900 sampel dengan margin of error 1,28.
Peningkatan itu, kata Henry, dikarenakan pembangunan infrastruktur baik yang dilakukan oleh pemerintah dan para penyedia jasa internet. Penyedia jasa internet itu meliputi yang paling besar sampai paling kecil yang melayani masyarakat Indonesia.
Menurutnya, pulau Jawa masih memiliki kontribusi terbanyak penetrasi penggunaan internet. “Namun kalau dari penetrasi, kontribusi itu kan jumlah pengguna. Kalau penetrasi jumlah pengguna dibanding jumlah penduduk area itu,” kata Henri.
Hasil survei menyebut Pulau Jawa masih berkontribusi 55 persen dari seluruh pengguna internet. Di posisi nomor dua ada Pulau Sumatera dengan kontribusi 21 persen dari seluruh pengguna internet.
Selanjutnya disusul Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Papua yang menduduki urutan ketiga setelah Jawa dan Sumatra yaitu sebanyak 10 persen dari seluruh pengguna internet. Pulau Kalimantan serta Bali dan Nusa Tenggara masing-masing memiliki persentase sebanyak sembilan persen dan lima persen.
Henry juga menjabarkan penetrasi internet Indonesia pada 2018 berdasarkan wilayah urban dan rural. Pada wilayah urban, ada sebanyak 74,1 persen penduduk yang telah terhubung internet sementara 25,9 persen penduduk bukan merupakan pengguna internet.
Pada wilayah rural sebanyak 61,6 persen penduduk merupakan pengguna internet. Namun, sebanyak 38,4 persen penduduk bukan merupakan pengguna internet.
“Angka-angka ini bisa kita jadikan acuan untuk evaluasi lebih lanjut terhadap infrastruktur yang dibutuhkan, terutama di wilayah yang rural. Apakah untuk menaikkan infrastruktur di wilayah ini kita butuh tipe yang sama dengan infrastruktur di urban,” jelas dia.