Kamis 16 May 2019 05:45 WIB

Remaja Cenderung tak Ceritakan Perundungan Siber ke Ortu

Remaja cenderung lebih suka menceritakan perundungan siber ke teman sebaya.

Ilustrasi Stop Bullying
Foto: Foto : MgRol_92
Ilustrasi Stop Bullying

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Pusat Penelitian Kependudukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Agustina Situmorang mengatakan, remaja cenderung tidak menceritakan masalah perundungan siber yang dialaminya kepada orang tua. Mereka merasa lebih nyaman bercerita mengenai perundungan kepada teman sebaya.

"Remaja cenderung merasa reaksi orang tua terlalu berlebihan dan tidak memberikan solusi jika mereka bercerita tentang perundungan," kata Agustina di Jakarta, Rabu.

Baca Juga

Selain itu, remaja menganggap orang tua kurang paham mengenai dunia digital dan tidak dapat melindungi mereka dari risiko kehidupan daring. Menurut dia, perbedaan karakter dan pola komunikasi ayah dan ibu juga mempengaruhi hubungan remaja dengan orang tuanya.

Sebagian remaja, menurut Agustina, cenderung melihat ayah sebagai sosok yang otoriter dan sedikit berbicara sedangkan ibu adalah sosok yang lebih demokratis. Guna menghindarkan anak dari perundungan siber, menurut Peneliti Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan LIPI Aulia Hadi, orang tua dituntut untuk memahami kebutuhan anak sesuai dengan usia dan perkembangan zaman.

Data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia 2017 memperlihatkan pengguna internet kelompok usia remaja (13-18 tahun) mencapai 24 juta. Angka itu setara dengan sekitar 16,68 persen dari total pengguna internet di Indonesia.

"Sayangnya keterampilan teknis anak mau pun remaja dalam mengakses internet dan beragam media digital belum sejalan dengan kemampuannya mengaproriasi teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup, termasuk proses belajar," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement