Rabu 15 May 2019 09:10 WIB

Fakta Unik tentang Tertawa dan Menangis (2-Habis)

Ada sejumlah fakta unik tentang tertawa dan menangis.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Ayah dan bayi menangis
Foto: telegraph.co.uk
Ayah dan bayi menangis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tertawa dan menangis merupakan salah satu bentuk komunikasi antarmanusia yang paling awal. Tertawa dan menangis juga merupakan bentuk komunikasi yang paling universal.

"Ada sesuatu yang sangat penting dari tertawa dan menangis. Mungkin karena keduanya muncul sangat awal di dalam kehidupan kita," kata ahli neurosains kognitif Sophie Scott seperti dilansir CBC.

Baca Juga

Seperti diungkapkan dalam film dokumenter Laughing and Crying, ada beragam fakta menarik seputar tertawa dan menangis ketika dilihat dari kacamata sains. Berikut ini adalah bagian kedua dari dua tulisan tentang tujuh fakta menarik soal tertawa dan menangis.

Perempuan Menangis Lebih Sering

Rata-rata perempuan menangis tujuh kali lebih banyak dibandingkan laki-laki. Bayi menangis lebih sering akan tetapi studi menunjukkan bahwa orang dewasa menangis lebih lama. Sekitar 20 persen orang dewasa bisa menangis selama lebih dari 30 menit. Sekitar delapan persen orang dewasa bahkan bisa menangis selama lebih dari satu jam penuh.

Laki-laki umumnya menagis sekitar tujuh kali per tahun sedangkan perempuan 47 kali per tahun. Peneliti menilai kecenderungan ini mungkin dilatarbelakangi oleh kemampuan empati yang lebih baik pada perempuan. Selain itu, tekanan sosial bahwa laki-laki tak boleh menangis juga turut mempengaruhi kecenderungan ini.

Tertawa Lebih Banyak Saat Bersama Orang Lain

Penelitian menunjukkan bahwa seseorang akan tertawa lebih banyak ketika sedang bersama orang lain dibandingkan ketika sedang sendirian. Umumnya, percakapan selama 10 menit bisa memicu hampir lima kali tawa.

Budaya Pengaruhi Kecenderungan Menangis

Episode menangis biasanya terjadi di lingkungan yang intim, misalnya di dalam mobil atau di rumah. Namun, kecenderungan untuk menangis di luar ruangan biasanya dipengaruhi oleh budaya.

Orang-orang yang tinggal di lingkungan yang lebih kaya dan individualis menangis lebih banyak di muka publik. Kecenderungan ini mungkin lebih dipengaruhi oleh kebebasan berekspresi daripada tekanan.

Hampir Semua Orang Tertawa dengan Cara Sama

Orang-orang diberbagai belahan dunia tertawa dengan cara yang hampir sama, terlepas dari adanya beragam perbedaan budaya hingga bahasa. Menurut sains, orang tertawa dengan mengeluarkan suara 'ha' selama seperlima detik dan diulang sekitar 15 kali per detik. Ketika ketentuan ini dipercepat atau diperlambat, suara yang dikeluarkan tak lagi sama seperti tertawa.

"Bila kita tertawa dengan cara yang berbeda dari itu, suaranya akan terdengar aneh,"  ungkap ahli neurosains dan profesor di bidang psikologi dari University of Maryland Robert Provine.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement