REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tren jilbab dari waktu ke waktu mengalami perkembangan dan perubahan. Setelah jilbab panjang bernama pashmina sempat digandrungi beberapa lama, kali ini giliran jilbab bermotif yang menjadi favorit Muslimah.
Salah seorang pendiri brand busana Muslimah Kamiidea, Istafiana Candarini atau Irin melihat kecenderungan tersebut. “Memang kami akui saat ini jilbab pattern itu masih jadi favorit banget,” kata Irin di wilayah Bintaro, Tangerang Selatan, beberapa waktu lalu.
Jilbab polos juga masih menjadi sebuah produk yang layak dan laku dijual. Muslimah masih gemar memadupadankan jilbab berwarna polos dengan bajunya yang bermotif.
Meski demikian, jilbab dengan beragam motif tengah mendominasi pasar. Motifnya juga mengalami perkembangan, mengingat pattern jilbab sebenarnya telah mulai berkembang sejak dua tahun hingga tiga tahun yang lalu.
Salah satu tren jilbab bermotif yang sempat digandrungi masyarakat Indonesia adalah yang berbentuk dedaunan. Irin mengatakan, beberapa koleksinya juga sempat memiliki motif pattern dedaunan.
Namun, karena inspirasi bisa datang dari mana saja, maka dia bersama dua orang pendiri Kamiidea lainnya mencoba membuat motif pattern baru. Mereka membuat pattern berbentuk motif-motif desain yang ada di istana di Korea Selatan.
“Nah, ini inspirasinya aku ambil dari gabungan dari motif-motif yang ada di istana di Korea. Ukiran-ukiran yang ada di tembok di sana,” kata Irin saat pembukaan store Kamiidea di Bintaro.
Selain itu, Irin juga membuat motif yang berbentuk pagar-pagar yang ada di rumah tradisional khas Korea Selatan. Inspirasi itu datang, ketika Irin dan kedua pendiri lain berkunjung ke Korea Selatan untuk menghadiri agenda fashion show di sana.
Pattern itu kemudian diekspresikan ke produk jilbab terbarunya yang telah diluncurkan dalam peringatan 10 tahun pertemanan ketiga pendiri Kamiidea. Meskipun jilbab motif pattern khas Korea Selatan itu, dikatakan baru diluncurkan, tampaknya masyarakat pun sudah menggandrunginya.