Jumat 10 May 2019 06:47 WIB

Dokter Ingatkan ODHA Jangan Konsumsi Purtier Plasenta

Purtier plasenta yang berbahan dasar plasenta rusa belum mendapat izin edar BPOM

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar melakukan renungan dengan menyalakan lilin saat memperingati hari AIDS Sedunia di depan kampus Unismuh Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (1/12) malam.
Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar melakukan renungan dengan menyalakan lilin saat memperingati hari AIDS Sedunia di depan kampus Unismuh Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (1/12) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Jayapura Samuel Basso mengingatkan Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) untuk tidak mengonsumsi purtier plasenta. Ia mengakui hingga kini pihaknya masih menunggu adanya laporan dari masyarakat terkait dampak pengidap AIDS yang mengkonsumsi purtier plasenta.

Menurut Samuel, purtier plasenta yang berbahan dasar plasenta rusa itu hingga kini belum mendapat ijin edar termasuk dari BPOM. Sampai sekarang juga belum ada literatur yang menyatakan purtier plasenta bisa menyembuhkan AIDS.

Baca Juga

"Hingga saat ini belum ada laporan sehingga IDI belum bisa mengambil langkah konkret terkait penggunaannya," kata dr. Samuel saat jumpa pers terkait digunakannya Purtier Plasenta sebagai pengganti ARV bagi pengidap AIDS di Jayapura, Kamis (9/5).

Karena itu, pihaknya berharap agar penggunaan purtier plasenta tidak lagi diberikan kepada pengidap AIDS dan bagi penderita diminta tetap mengkonsumsi ARV. "ARV satu-satunya obat yang diakui WHO sebagai obat yang harus dikonsumsi pengidap ODHA seumur hidupnya," kata Samuel.

Setiap bulannya pemerintah mengalokasikan dana Rp 2 juta untuk pengguna ARV dan diberikan secara gratis. Jika ada yang melaporkan, maka IDI akan menindaklanjuti dengan melakukan penyelidikan. "Jika terbukti akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku, khususnya terhadap anggota IDI yang terlibat," imbuh Samuel.

Anthon Motte dari KPA Papua mengaku hingga kini tidak ada pembahasan resmi di KPA Papua terkait pemberian purtier plasenta kepada pengidap AIDS. "Sampai saat ini belum ada pembahasan tentang penggunaan purtier plasenta karena KPA Papua yang baru dilantik masih fokus ke pembenahan internal," kata Motte.

Jumlah ODHA di Papua tercatat 40.805 orang. Mereka tersebar di Kabupaten Nabire sebanyak 7.436 kasus, kemudian Kota Jayapura 6.765 kasus, dan Kabupaten Jayawijaya 6.242 kasus.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement