REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Menari ternyata lebih dari sekedar seni. Menari juga dapat dijadikan sebagai olahraga dan terapi untuk menjaga kesehatan tubuh dan otak.
Dilansir dari Times Now News, sebuah studi mendapati menari merupakan cara yang optimal untuk mendongkrak fungsi otak. Di satu sisi, menari juga dapat dijadikan sarana dalam membakar lemak dan kalori bagi yang sudah merasa bosan dengan rutinitas di pusat kebugaran.
Dalam studi yang dipublikasikan Journal of Physiological Anthropology, tarian dalam aerobik juga sama efektifnya dengan bersepeda dan berlari dalam menurunkan berat badan. Bicara soal manfaat menari untuk otak, kini menari pun juga menjadi sarana dalam pengobatan parkinson.
Studi dari Albert Einstein College of Medicine menyimpulkan menari secara rutin dapat menekan risiko demensia hingga 76 persen pada orang berusia 75 tahun ke atas. Studi lain dari University of Illinois di Chicago menyatakan lansia yang aktif mengikuti program tari mengalami peningkatan dalam ingatan, perhatian ,dan fokus.
Selain itu, menari juga terbukti dapat menghilangkan stres sekaligus meningkatkan hormon serotonin atau hormon yang membuat seseorang merasa bahagia. Tidak hanya itu, menari pun berperan dalam mengembangkan koneksi neural terutama yang melibatkan ingatan jangka panjang dan pengenalan spasial.
Hal inilah yang membuat aktivitas menari dinilai bermanfaat positif bagi seluruh usia. Menari baik untuk menjaga kesehatan jantung dan paru-paru. Selain itu, menari juga dapat meningkatkan rasa percaya diri, memperkuat otot, meningkatkan keseimbangan tubuh, kekuatan tulang, dan keterampilan sosial.