Rabu 08 May 2019 13:20 WIB

Kesadaran Kurangi Plastik Mulai Tampak di Pasar Benhil

Beberapa pembeli takjil di Pasar Benhil membawa kantong berbahan kain

Pedagang membungkus minuman untuk dijual di Pasar Takjil Benhil, Jakarta, Senin (6/5/2019).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Pedagang membungkus minuman untuk dijual di Pasar Takjil Benhil, Jakarta, Senin (6/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kampanye untuk mengurangi produksi sampah plastik kian gencar belakangan ini. Rupanya kampanye tersebut mulai menunjukkan hasilnya di masyarakat salah satunya di Pasar Bendungan Hilir (Benhil). Beberapa pembeli takjil di Pasar Benhil Jakarta Pusat pada Selasa (7/5) nampak membawa sendiri kantong belanja dari rumah.

Kantong belanja tersebut dibawa untuk mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai. Temuan bangkai paus dengan perut penuh sampah plastik dan kampanye-kampanye untuk menyelamatkan lingkungan dari sampah plastik ikut menyadarkan Lidia Jayanti. Pembeli di Pasar Benhil itu tergerak untuk mengurangi penggunaan kantong plastik.

Baca Juga

"Ternyata kita bisa menghasilkan sampah plastik banyak banget dan itu dampaknya lumayan parah untuk ekosistem kita. Kasus paus sperma, ada juga kasus penyu yang tertusuk sedotan jadi bikin mikir, mulai dari diri sendiri minimal mengurangi penggunaan plastik," kata wanita yang sejak tahun lalu berusaha meminimalkan penggunaan kantong plastik itu.

Saat berbelanja makanan di Pasar Benhil, Lidia menggunakan tas jinjing berbahan kain warna coklat. Tas kain itu digunakan untuk mewadahi bungkusan berisi aneka gorengan dan es buah yang dia beli untuk berbuka puasa. "Ini saya beli di supermaket Rp 8 ribu. Lumayan murah, juga lebih trendi dan ramah lingkungan," kata Lidia.

Lidia berharap langkah kecilnya mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai bisa membantu menurunkan volume sampah plastik. Seperti halnya Lidia, pelanggan Pasar Benhil bernama Kristianti juga membawa tas dari rumah saat berbelanja jajanan.

"Saya pernah kerja dua tahun di Singapura. Kondisi dan cara hidup di sana tanpa disadari jadi kebiasaan untuk tidak menggunakan plastik," kata Kristianti yang mewadahi belanjaan dalam tas parasut warna pink.

Wanita berusia 40 tahun itu mengatakan upaya mengurangi sampah plastik bisa dimulai dari diri sendiri. "Dimulai dari diri sendiri dulu saja. Kurangi penggunaan plastik belanjaan, ini kan baik. Siapa tahu orang-orang jadi ikut-ikutan," katanya.

Akan tetapi pelanggan pasar Benhil asal Cikeas itu mengakui cukup sulit melepaskan kebiasaan menggunakan kantong plastik saat belanja."Memang sulit karena kita kan belanja pedagangnya ngasih bungkusan plastik," kata Kristianti. Ia menuturkan selalu membawa tas atau kantong ramah lingkungan setiap meninggalkan rumah.

Pedagang makanan di Pasar Benhil pun umumnya masih menyediakan kantong plastik sekali pakai sebagai pembungkus karena mudah didapat dan harganya murah. "Kalau pakai plastik lebih murah, kalau pakai tas bahan pasti lebih mahal," kata Romi, pedagang bubur kampiun di Pasar Benhil.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement