Selasa 07 May 2019 16:47 WIB

Ini Strategi Ajari Anak Kelola Uang

Keluarga adalah tempat pertama anak melihat pengelolaan uang

Rep: Santi Sopia/ Red: Christiyaningsih
Anak belajar memahami uang/ilustrasi
Foto: blogspot.com
Anak belajar memahami uang/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian besar orang tua ingin anak-anak mereka belajar keterampilan uang. Bagaimanapun, keluarga adalah tempat pertama yang anak lihat tentang pengelolaan uang.

Dilansir CNBC, lebih dari sepertiga responden dalam Invest in You Savings Survey mengatakan panutan keuangan mereka adalah orang tua. Sebanyak 19 persen mencontoh ayah mereka dan 18 persen mengatakan melihat cara ibu mereka.

Baca Juga

Thomas Henske, perencana keuangan bersertifikat dengan Lenox Advisors, mengatakan pengajaran keuangan kepada anak sering kali melupakan hal penting. Ia mengilustrasikan seperti orang tua yang ingin mengajari olahraga tenis dan membawa anak ke lapangan, tetapi lupa membawa raket.

Analogi yang sama dapat dikatakan untuk uang. "Mengapa kita berharap anak-anak tahu cara menangani uang ketika kita tidak meletakkan uang di tangan mereka untuk membiarkan mereka berlatih?" kata Henske.

Sebagian besar anak-anak tidak terlibat pada uang mereka sendiri. Mereka masuk perguruan tinggi dan kurangnya pengalaman dengan uang menyebabkan hasil yang kurang menggembirakan. Anak-anak sering tidak mengerti cara kerja kredit, jadi mereka mendaftar untuk kartu kredit di acara sekolah dan menggunakannya untuk membeli pizza, misalnya.

1. Kebutuhan vs keinginan

Salah satu hal terbesar yang dapat orang tua ajarkan kepada anak-anak adalah membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Contohnya membeli minum adalah kebutuhan, tapi membeli minum soda atau limun adalah keinginan.

Patti Valeri, ahli strategi kekayaan senior di PNC Wealth Management, merekomendasikan anak-anak untuk berdiskusi dengan keluarga tentang pengeluaran rumah tangga hingga rencana keuangan untuk liburan. Melakukan diskusi sejak awal dengan mereka akan lebih baik. "Biarkan anak mendengar pengambilan keputusan tentang bagaimana Anda membelanjakan uang," ujarnya.

2. Berikan uang saku

Untuk mengajari anak-anak soal uang, caranya bisa dengan memberi uang saku tiap pekan. Uang saku adalah cara untuk mengajari anak-anak bagaimana uang bekerja, bagaimana membuat anggaran, dan bagaimana merencanakan pengeluaran mereka. "Jika kamu hanya memberi anak uang kapan saja dia mau, bagaimana dia belajar?" kata Henske.

Ketika anak masih muda, Henske merekomendasikan satu dolar untuk setiap tahun, mulai dari usia 10 tahun. Jika menurut orang tua jumlah itu terlalu banyak, bisa dihitung kembali berapa banyak uang yang dihabiskan untuk anak-anak setiap pekannya.

"Tunjukkan pada saya orang tua yang tidak menghabiskan 10 dolar sepekan untuk anak mereka," katanya.

Belajar tentang uang dan perilaku adalah dua hal berbeda, dan akan selalu ada alasan untuk meredamnya. Gunakan uang saku sebagai alat pengajaran keuangan dan biarkan emosi keluar dari anak.

Henske memilih membiarkan anak-anak mengatur cara mengalokasikan uang ke dalam tiga kategori: pengeluaran, tabungan, dan beramal.  "Ini hal yang sangat pribadi. Keluarga mungkin lebih peduli menyumbangkan waktu dan menjadi sukarelawan daripada memberikan uang untuk amal," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement