Selasa 07 May 2019 15:05 WIB

Menggemeretakkan Gigi Saat Tidur, Apa Dampaknya?

Puluhan juta orang Amerika menggemeretakkan giginya saat tidur.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Tidur siang.
Foto: Flickr
Tidur siang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar 30 sampai 40 juta orang di Amerika Serikat terpantau menggemeretakkan giginya saat tidur. Mungkin ada lebih banyak lagi orang-orang lain di berbagai belahan dunia yang menggemeretakkan gigi mereka saat tidur.

Menggemeretakkan gigi dapat memicu terjadinya beragam masalah. Beberapa masalah yang mungkin terjadi adalah fraktur gigi serta perubahan tampilan wajah.

Gemeretak gigi dapat memberikan tekanan pada gigi 10 kali lipat lebih besar dibandingkan tekanan yang diterima gigi saat mengunyah. Tekanan ini cukup besar untuk menyebabkan keluhan, seperti sakit kepala dan nyeri pada rahang di pagi hari. Bila gemeretak gigi terjadi setiap malam, kebiasaan ini bisa merusak rahang secara permanen.

Tim peneliti mengungkapkan bahwa sekitar 20 persen dari orang-orang yang menggemeretakkan gigi atau teeth grinder mengalami gejala yang cukup menyakitkan di area rahang, yaitu TMD (temporomandibular disorders) yang merupakan kondisi yang mempengaruhi pergerakan sendi temporomandibular.

Sendi temporomandibular menghubungkan rahang dengan tengkorak kepala. Sendi tersebut membantu proses makan, mengunyah serta bicara.

Kebiasaan gemeretak gigi dalam waktu lama dapat membuat sendi-sendi ini bekerja terlalu keras. Otot-otot di sekitar sendi temporomandibular akan menjadi lebih lunak dan melebar. Kondisi ini membuat wajah tampak lebih kotak dan maskulin.

Seperti dilansir Business Insider, suara yang ditimbulkan saat gemeretak gigi terjadi juga dapat mempengaruhi pendengaran. Penelitian yang melibatkan 400 mahasiswa sebagai partisipan menemukan adanya hubungan kuat antara gemeretak gigi dan tinnitus. Tinnitus merupakan masalah pendengaran yang menyebabkan munculnya bunyi di dalam telinga dan dapat mengakibatkan hilangnya pendengaran.

Hal yang paling menakutkan dari gemeretak gigi adalah kondisi ini seringkali tidak disadari penderitanya. Kebiasaan menggemeretak gigi justru lebih sering disadari oleh orang yang tinggal bersama dengan penderita, seperti teman indekos atau anggota keluarga. Terkadang, kebiasaan gemeretak gigi juga baru terlihat ketika penderita memeriksakan diri ke dokter gigi.

Sejauh ini, kebiasaan gemeretak gigi seringkali disebabkan oleh masalah kesehatan mental, seperti stres dan kecemasan. Oleh karena itu, beberapa dokter biasanya akan merekomendasikan konseling dan meditasi kepada teeth grinder.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement