Selasa 07 May 2019 10:55 WIB

RA Pictures Hadirkan Film Horor Religi

Roh Fasik disebut sebagai film horor religi pertama di Indonesia.

Rep: Erik Iskandarsjah/ Red: Indira Rezkisari
Para pemain Roh Fasik dalam pemutaran untuk media, Senin (6/5).
Foto: Republika/Erik Iskandarsjah
Para pemain Roh Fasik dalam pemutaran untuk media, Senin (6/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — RA Pictures resmi menghadirkan sebuah tontonan baru pada Ramadhan ini. Lewat film dengan judul Roh Fasik, penonton dapat menikmati sebuah film dengan genre baru yakni horor religi.

Sutradara Roh Fasik, Ubay Fox mengatakan, film ini dapat dikatakan sebagai film horor religi karena meskipun terdapat adegan horor, namun film ini juga kental dengan nilai-nilai religi yang mengilhami. “Ini adalah film horor religi pertama di Indonesia,” kata Ubay.

Ia menekankan, lewat film yang mulai ditayangkan di bioskop pada 9 Mei ini, terdapat beberapa nilai atau pesan utama yang ingin disampaikan. Salah satu nilai yang ingin disampaikan dalam film ini adalah agar manusia tidak menyekutukan Allah.

Namun, karena ini merupakan film horor, maka pesan itu disampaikan dengan sejumlah adegan horor yang berkaitan erat dengan inti pesan dalam film. Selayaknya film horor, beberapa kali penonton pun dibuat terkejut dengan kejadiran roh yang menjelma.

Film dibintang oleh sejumlah artis seperti  Evan Sanders, Irwansyah, Volland, Zaskia Sungkar, Denira Wiraguna, Nagita Slavina, Abi Cancer, Kanaya Gladys, Messi Gusti dan Eggy Fadly.

Salah satu pemeran utama dalam Roh Fasik, Denira Wiraguna mengaku sangat bersemangat untuk terlibat dalam film tersebut. Pasalnya, ia menilai film ini memiliki cerita yang berbeda.

“Saya sangat tertantang karena sama sekali belum pernah terlibat dalam film horor religi,” kata Denira. Perempuan yang masih mengenyam bangku kuliah ini pun mengaku cukup tertantang karena kali ini ia harus berperan sebagai seorang ibu tiri dari satu orang anak perempuan.

Selain harus terlibat dalam adegan yang mendebarkan, ia mengaku, butuh pendalaman sekitar satu bulan untuk dapat memahami karakter seorang ibu. Demi dapat melakukan pendalaman dengan optimal, ia  melakukan observasi dan berkonsultasi dengan sang sutradara.

Soal alur cerita, film dengan durasi sekitar 90 menit ini juga mampu menghadirkan alur cerita yang apik. Pasalnya, terdapat sejumlah permainan lompatan adegan dan twist cerita yang tak mudah untuk ditebak. Film ini pun kerap menyisipkan lantunan Alquran yang dibawakan dengan merdu yang membuat film ini sangat pas untuk dinikmati pada bulan Ramadhan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement