REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Ketua Dewan Pimpinan Daerah ASITA Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Albed Frans mengatakan NTT sudah sangat bersahabat dengan wisata halal. Kondisi ini tercermin sejak 1972-an, NTT sudah bisa memberikan pelayanan kepada wisatawan dari negara-negara Muslim seperti Timur Tengah dan Malaysia.
Pernyataan itu dikemukakan terkait wacana penerapan label wisata halal di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, ujung barat Pulau Flores, NTT. Sebelumnya Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata (BOP) Labuan Bajo, Shana Fatina, yang berbicara dalam acara sosialisasi paket wisata halal menyatakan konsep wisata halal diharapkan dapat membantu peningkatan kunjungan wisatawan.
Menurut Shana wisata halal diharapkan dapat memperluas pangsa pasar Labuan Bajo khususnya bagi wisatawan Muslim. Albed Frans menambahkan destinasi wisata halal sebenarnya bukan untuk mengkotak-kotakan masyarakat tetapi sebernarnya lebih kepada proses.
"Nah proses ini apakah benar-benar sesuai dengann kaidahnya atau tidak. Kenyataannya banyak yang iya tetapi banyak pula yang tidak," kata Albed menambahkan.
Karena itu, jika sekarang muncul wacana ada wisata halal maka perlu dipikirkan konsepnya secara matang agar tidak ada kesalahan dalam membuat penafsiran. "Jadi menurut saya, pikirkan konsepnya dulu karena dikuatirkan bisa menimbulkan masalah seperti yang terjadi di Bali, NTB, dan Padang," katanya.