Kamis 02 May 2019 13:35 WIB

Wajit Cililin, Kuliner Manis Khas Bandung Barat

Permintaan wajit Cililin naik dua lipat jelang Lebaran.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Indira Rezkisari
Tiga anak H. Obang, pemilik usaha wajit di Cililin, Kabupaten Bandung Barat tengah mengolah bahan yang akan dijadikan wajit, Kamis (2/5).
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Tiga anak H. Obang, pemilik usaha wajit di Cililin, Kabupaten Bandung Barat tengah mengolah bahan yang akan dijadikan wajit, Kamis (2/5).

REPUBLIKA.CO.ID, CILILIN -- Saat berkunjung ke Cililin, Kabupaten Bandung Barat, dan melintasi jalan Cihampelas-Cililin, terdapat Kampung Saar Genggong, Desa Karang Tanjung, Kecamatan Cililin. Di sana akan dotemukan toko-toko yang menjual makanan khas Cililin, wajit merah, dodol, angleng dan wajit hitam.

Terdapat juga rumah-rumah produksi wajit milik warga setempat yang berada di belakang toko-toko tersebut. Proses pembuatan wajit, dodol dan lainnya di tempat tersebut dilakukan secara manual menggunakan tangan.

Saat ditemui di rumah produksi, Ovan, salah seorang anak H. Obang, pemilik usaha wajit tengah membuat dodol dan wajit pada kuali besar memakai cukil kayu berukuran besar. Api yang digunakan untuk memasak bersumber dari batok kelapa.

"Dodol di satu kuali besar ini bisa menghasilkan ratusan dodol yang siap kemas. Dimasaknya kurang dari satu jam," ujarnya, Kamis (2/5).

photo
Tiga anak H. Obang, pemilik usaha wajit di Cililin, Kabupaten Bandung Barat tengah mengolah bahan yang akan dijadikan wajit, Kamis (2/5).

Di tempat tersebut, kuliner khas yang diproduksi yaitu wajit merah, dodol, wajit hitam dan angleng. Bahan-bahan baku umumnya yang digunakan sendiri yaitu gula merah, kepala dan gula pasir. Sementara untuk wajit hitam ditambah ketan hitam.

Setelah matang, wajit, dodol dan angleng dibungkus. Selanjutnya dijemur serta dioven dan langsung dikemas menggunakan plastik.

Di kampung tersebut, selain Haji Obang juga terdapat dua orang lainnya yang memproduksi wajit dan lainnya. Sementara mereka yang menjajakan kuliner khas tersebut kurang lebih mencapai puluhan penjual.

Jelang bulan puasa Ramadan ini, ia mengungkapkan terjadi peningkatan produksi berbagai kuliner tersebut. Jika bulan-bulan biasa produksi mencapai 5 kuintal. Maka, pada bulan puasa mencapai 8 kuintal.

"Jelang Ramadhan banyak pesanan meningkat. Biasanya 4 kuintal, nanti Ramadhan bisa sampai 8 kuintal," ujarnya yang sudah 15 tahun bergelut di bisnis kuliner tersebut.

photo
Tiga anak H. Obang, pemilik usaha wajit di Cililin, Kabupaten Bandung Barat tengah mengolah bahan yang akan dijadikan wajit, Kamis (2/5).

Meski terjadi peningkatan permintaan wajit dan lainnya, namun menurutnya harga bahan baku kuliner wajit cenderung naik dan mahal. "Sekarang harga kelapa naik, perbutir Rp 4.500, bulan lalu Rp 2.800. Diambil dari Tasikmalaya, ada yang mengirim," katanya.

Sementara itu, Haji Obang saat ditemui di tokonya yang berada tidak jauh dari rumah produksi mengungkapkan tiap bulan Ramadhan terjadi peningkatan penjualan kuliner tersebut. Satu pekan jelang Lebaran, ia menuturkan waktu yang paling banyak pembeli.

"Kenaikannya dari 50 persen sampai 100 persen. Puncaknya satu minggu mau Lebaran," katanya. Dirinya mengungkapkan wajit yang dijualnya per bungkus sekitar Rp 12 ribu.

Menurutnya, produknya sudah tersebar di seluruh Kabupaten Bandung Barat. Selain itu, produk sudah sampai ke Karawang hingga Cikarang, Bekasi. "Ya produknya ada di berbagai daerah sampai Karawang dan Cikarang," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement