Di dunia investasi khususnya pasar keuangan, istilah wait and see memang sudah tidak asing lagi di telinga. Pelaku penanam modal menunggu ketika suatu momen terjadi dan melihat bagaimana kondisi yang ada untuk kemudian memutuskan berinvestasi.
Seperti halnya hajatan nasional Pemilihan Umum (Pemilu) yang digelar 17 April lalu, yakni Pimilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres). Seperti di tahun-tahun sebelumnya, kalangan investor cenderung menahan diri untuk tidak berinvestasi hingga agenda 5 tahunan ini selesai digelar.
Investasi saham, reksa dana, maupun obligasi, merupakan bagian dari investasi di pasar keuangan. Pergerakannya dipengaruhi oleh kondisi stabilitas keuangan, ekonomi, dan politik di dalam negeri maupun luar negeri.
Jadi, bicara soal stabilitas politik, momen pemilu itu sedikit banyaknya telah memengaruhi para investor untuk mengambil keputusan investasinya.
‘Wait and See’: Investor Butuh Stabilitas dan Kepastian
Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang diketuai Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, sendiri belum lama ini pernah mengatakan kepada para awak media, bahwa stabilitas keuangan pasca Pemilu 2019 terkendali.
Hal itu dikarenakan pelaksanaan pesta demokrasi di Tanah Air berlangsung aman dan damai. Sehingga menciptakan kepercayaan publik terhadap stabilitas keuangan.
Menurutnya, berlangsungnya Pemilu 2019-2024 ini direspons positif oleh pasar setelah sebelumnya -setidaknya sejak awal tahun- sebagian investor cenderung wait and see. Mereka masih menunggu dan melihat bagaimana proses serta hasil pesta demokrasi ini berlangsung untuk memutuskan berinvestasi.
Investor di Sektor Riil
Tak hanya investor di pasar keuangan saja, investor dari dalam negeri maupun luar negeri di sektor riil juga cenderung menahan diri untuk berinvestasi di Indonesia, setidaknya dalam 3 bulan pertama (triwulan I) tahun ini.
Tak lain dan tak bukan, pihak Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sendiri sebagaimana banyak diwartakan media massa, mengakui investor diduga mengambil langkah wait and see seiring dengan penyelenggaraan Pemilu dan Pilpres 2019.
Kondisi tersebut berdampak pada realisasi investasi di sektor riil kuartal pertama tahun ini yang cenderung melambat. Namun diyakini investasi di sektor riil ini bakal kembali menggeliat pasca pilpres.
Sektor Riil Pengaruhi Investasi Pasar Keuangan
Ilustrasi investasi sektor riil pembangunan kota
Perlu dipahami, sektor riil ini pada akhirnya juga akan memengaruhi bagaimana kondisi sektor keuangan, yang berpengaruh terhadap minat investor untuk bermain di pasar keuangan.
Sebab investasi sektor riil ini akan memengaruhi kondisi perekonomian nasional. Semakin banyak investasi masuk, makin berkembanglah perekonomian di dalam negeri.
Selanjutnya, makin berkembang perekonomian dalam negeri, semakin membaik pula ekonomi masyarakatnya. Hal ini juga menciptakan stabilitas ekonomi dan stabilitas keuangan, yang pada akhirnya berdampak positif bagi sektor investasi pasar keuangan di dalam negeri.
Baca Juga: Buka Mata, Lihat Lebih Jeli Ciri Investasi Emas Bodong
IHSG Meroket Pasca Pemilu 2019
Ilustrasi pasar modal Indonesia
Sehari setelah pemungutan suara di Pileg dan Pilpres tahun 2019, pasar modal merespons positif dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menghijau, meroket pada pembukaan perdagangan maupun sesi penutupan.
Bahkan pada sesi perdagangan hari itu, sempat menyentuh level tertinggi di posisi 6.636 atau mengalami kenaikan 2,39% dari penutupan perdagangan sebelumnya yang berada di 6.481. IHSG diperkirakan masih akan terus meningkat di akhir tahun ini.
Direktur Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djajadi, kepada media juga sempat menyampaikan bahwa pelaksanaan pemilu yang berjalan damai dan tenang membuat market cukup confidence. Investor percaya diri untuk berinvestasi.
Baca Juga: Punya Uang Rp1 Jutaan, Cocoknya Investasi Apa Ya?
Saatnya Kini Jajan Investasi
Berinvestasilah untuk mapan finansial
Hiruk pikuk Pilpres 2019 sudah terlewati dan tinggal menunggu dari pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mengumumkan secara resmi siapa yang menjadi Presiden RI ke-8, apakah pasangan Joko (Jokowi) Widodo dan Ma’ruf Amin? Atau Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahudin Uni?
Dengan berakhirnya pesta demokrasi tahun ini, maka saatnya kini bagi siapa saja untuk kembali menata keuangan dengan memilih instrumen investasi yang diinginkan agar kesehatan keuangan di masa depan terjaga. Salah satunya, investasi di sektor keuangan.
Bahkan berbagai kalangan ekonom dan analis pun mengamini prospek investasi di sektor keuangan atau pasar modal bakal cerah. Disebutkan, yang jadi pedoman investor dalam berinvestasi adalah melihat prospek kondisi ekonomi karena akan memengaruhi hasil/keuntungan dari investasinya kelak.
Tak perlu bingung dan ragu lagi mau investasi, kini memang saatnya jajan investasi demi kemapanan finansial Anda di masa depan. Berikut Cermati.com ulas dari berbagai sumber investasi yang bisa jadi pilihan pasca Pemilu 2019.
1. Investasi Saham
Ilustrasi investasi saham
Investasi saham sekarang ini sudah sangat akrab di telinga masyarakat Indonesia. Tak heran bila perkembangan pasar modal di negeri ini semakin menunjukkan eksistensinya.
Bahkan investasi saham dikenal yang paling memberikan keuntungan luar biasa namun juga punya risiko yang besar pula. Wajar saja bila investasi saham ini dijuluki high return and high risk investment.
Nah, para ekonom/analis maupun sejumlah perusahaan manajer investasi dan sekuritas pun juga menyebutkan bahwa, baik faktor domestik maupun global sama-sama memberikan sentimen positif pada pasar modal Indonesia.
Investor asing juga mulai berbondong-bondong masuk pasar modal Indonesia seiring membaiknya kinerja ekonomi dalam negeri secara keseluruhan yang membuat laba perusahaan yang go public (IPO/Initial Public Offering). Sehingga IHSG berpotensi menyentuh level 6.900 di akhir 2019.
Mereka juga menyoroti imbal hasil investasi saham akan lebih tinggi dibanding inflasi, yakni sekitar 3-4%. Saham-saham yang diprediksi bakal moncer pasca pemilu ini pun adalah:
a. Saham Sektor Konstruksi: Seiring masih akan terus berlanjutnya pembangunan infrastruktur di Indonesia dan perumahan, saham-saham sektor konstruksi dan perumahan diperkirakan masih naik daun.
Saham-saham sektor konstruksi di antaranya:
- PT Waskita Karya Tbk (WSKT)
- PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)
- PT Semen Indonesia Tbk (SMGR)
- PT Adhi Karya Tbk (ADHI)
- PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB), dan lainnya.
b. Saham Sektor ‘Consumer Goods’: Saham-saham sektor barang konsumen (consumer goods) diyakini juga masih bakal terus ‘gurih’ karena prospek pertumbuhan ekonomi yang baik dan berpengaruh terhadap kemampuan daya beli masyarakat.
Saham-saham sektor consumer goods adalah:
- PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)
- PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)
- PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)
- PT HM Sampoerna Tbk (HMSP)
- PT Gudang garam Tbk (GGRM)
- PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD)
- PT Mayora Indah Tbk (MYOR), dan lainnya.
c. Saham Sektor Properti: Sebagaimana kita tahu, kebutuhan akan perumahan masyarakat Indonesia masih sangat besar. Para milenial masih berpotensi menjadi pasar properti di Tanah Air. Oleh karena itu, saham-saham sektor properti juga masih bakal makin gemilang ke depannya.
Saham-saham sektor properti di antaranya:
- PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP)
- PT Ciputra Development Tbk (CTRA)
- PT Strata Propertindo Tbk (TARA)
- PT Hanson International Tbk (MYRX)
- PT Summarecon Agung Tbk (SMRA)
- PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR)
- PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE)
d. Saham Sektor Retail: Saham-saham sektor retail diperkirakan para analis pasar modal juga masih punya taring ke depannya, seiring perbaikan ekonomi yang memengaruhi daya beli serta merupakan sektor yang berkaitan langsung dengan kebutuhan pokok masyarakat.
Saham-saham sektor retail adalah:
- PT ACE Hardware Tbk (ACES)
- PT Ramayan Lestari Sentosa Tbk (RALS)
- PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT)
- PT Hero Supermarket Tbk (HERO)
- PT Matahari Department Store Tbk (LPPF)
- PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI)
- PT Supra Boga Lestari Tbk (RANC)
- PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), dan lainnya.
e. Saham Sektor Perbankan: Sebagaimana prospek ekonomi nasional yang membaik pula, para analis memperkirakan saham-saham sektor perbankan juga masih bakal prospektus. Sebab pembiayaan kredit seperti KPR, pinjaman tunai, dan lainnya di Indonesia masih terus meningkat.
Saham-saham sektor bank di antaranya:
- PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk (BBNI)
- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)
- PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)
- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN)
- PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPS), dan lainnya.
Di mana beli saham?
Tak perlu bingung jika ingin investasi saham. Anda bisa membelinya perusahaan-perusahaan sekuritas yang terdaftar di BEI dan OJK, melalui situs resminya (website). Anda akan diarahkan untuk mengunduh formulir pendaftaran dan melengkapi persyaratan yang diperlukan, hingga Anda memiliki rekening saham. Kemudian Anda harus mengunduh (download) aplikasinya untuk bisa bertransaksi.
2. Investasi SBN
Sudahkah Anda investasi di obligasi pemerintah?
Selain saham, investasi di obligasi pemerintah atau SBN (Surat Berharga Negara) juga menunjukkan tanda-tanda terus mengalami peningkatan usai pemilu tahun ini.
Bahkan investor asing juga terlihat makin gencar menaruh dananya untuk investasi di SBN. Banyak faktor yang membuat SBN ini masih makin menarik di mata investor, mulai dari imbal hasil (yield) yang masih relatif tinggi, dan peluang penguatan rupiah terhadap dolar AS yang bisa mengerek keuntungan dari investasi.
Di mana membeli SBN?
Untuk bisa berinvestasi di obligasi pemerintah ini, caranya juga cukup mudah. Anda bisa membeli SBN melalui agen penjual seperti di bank, perusahaan efek (sekuritas), dan fintech yang bekerja sama dengan pemerintah untuk penyaluran penjualan SBN. Nah, SBN ini bisa dibeli saat pemerintah menerbitkannya.
3. Investasi Obligasi Korporasi
Ilustrasi surat utang yang diterbitkan perusahaan
Bukan hanya investasi di sektor SBN, investasi di obligasi korporasi atau surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan (korporasi) swasta maupun BUMN juga masih terus menunjukkan prospek positifnya. Para analis berpendapat, kondisi ekonomi akan mendorong perusahaan-perusahaan di Tanah Air terus melakukan pengembangan bisnisnya.
Untuk memenuhi kebutuhan ekspansi bisnis tersebut, masih akan banyak perusahaan-perusahaan yang membutuhkan modal lebih besar lagi. Dari situ, obligasi yang tawarkan para perusahaan juga masih akan menarik para investor untuk membelinya dengan harapan mendapatkan imbal hasil yang menguntungkan.
Di mana beli Obligasi Swasta?
Sama dengan investasi di saham maupun SBN, pembelian obligasi korporasi juga bisa dilakukan secara online melalui perusahaan efek atau sekuritas atau startup investasi yang terdaftar atau diakui oleh OJK.
4. Investasi Reksa Dana
Ilustrasi investasi reksa dana
Instrumen investasi yang satu ini dikenal memiliki banyak pilihan, mulai dari yang menawarkan keuntungan besar tapi risiko juga sama besarnya, hingga jenis yang paling aman. Dan investasi reksa dana juga dikenal mudah dilakukan tanpa pusing mengelolanya sendiri.
Sebab investasi reksa dana ini bakal dikelola oleh manager investasi, yang akan membelanjakan dana Anda ke instrumen-instrumen sesuai kategori yang Anda pilih, mulai dari saham, obligasi, atau instrumen keuangan lainnya, untuk mendapatkan untung atau hasil yang diinginkan.
Di mana beli Reksa Dana?
Untuk bisa investasi reksa dana, Anda bisa membelinya di perusahaan-perusahaan sekuritas atau startup investasi yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Jangan Ragu Lagi, Mending Investasi daripada Jajan Kopi Tiap Hari
Jika sebelumnya kebanyakan investor cenderung wait and see atau menunggu waktu yang tepat untuk investasi, kini Pemilu 2019 sudah usai digelar, saatnya tidak ragu-ragu lagi berinvestasi guna mengamankan keuangan di masa depan. Pahami jenis investasi dan pilih sesuai keinginan dan kebutuhan.
Biar sedikit-sedikit, lama-lama pundi-pundi rupiah juga akan jadi ‘bukit’. Mulai dari sekarang, sisihkan uang jangan hanya untuk jajan makanan atau kopi saja yang harga secangkirnya sudah tahu, bukan? Daripada jajan kopi tiap hari, mending buat jajan investasi! Sudah untung, jadi melek finansial juga.
Baca Juga: Punya Investasi Reksa Dana? Ini Cara Lapor Reksa Dana dalam SPT Pajak