Senin 29 Apr 2019 16:22 WIB

London Marathon Bagikan Botol Minum yang Bisa Dimakan

Botol minum yang bisa dimakan dibuat dari inovasi rumput laut.

Rep: Adysha Citra Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Suasana London Marathon 2019.
Foto: EPA
Suasana London Marathon 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ada satu hal yang sangat umum ditemukan dalam ajang lari maraton di manapun. Hal tersebut adalah pemandangan lautan sampah botol plastik dari para pelari yang kehausan.

Sebagai respons atas fenomena ini, ribuan botol minum dibagikan selama acara London Marathon 2019 yang telah dilaksanakan. Akan tetapi, botol minum yang dibagikan ini bukan botol minum biasa melainkan botol minum yang bisa dimakan.

Baca Juga

Botol minum ini terbuat dari membran rumput laut alami yang tipis. Botol minum yang bisa dimakan ini dibuat oleh perusahaan perintis berbasis di London, Skipping Rocks Lab.

Botol minum yang lebih pas disebut dengan 'kapsul' ini akan mengeluarkan air ketika digigit. Selain itu, bagian penutupnya juga bisa dikonsumsi.

Namun para pelari tidak diwajibkan untuk memakan wadah air yang bisa dikonsumsi ini. Pelari bisa membuang botol minum yang bisa dimakan ini ke lantai setelah air di dalamnya diminum. Botol air yang bisa dimakan ini dapat terurai dalam waktu enam minggu. Jangka waktu penguraian ini jauh lebih singkat dibandingkan jangka waktu penguraian yang dibutuhkan botol plastik, yaitu 450 tahun.

"Maraton ini merupakan batu loncatan. Kami berharap kami akan mendemonstrasikan bahwa botol ini bisa digunakan dalam skala yang lebih besar di masa depan," jelas salah satu pendiri Skipping Rocks Lab Rodrigo Garcia Gonzalez seperti dilansir Independent, Senin (29/4).

Selain berupaya menurunkan penggunaan botol plastik, pihak penyelenggara juga mencoba mencari beberapa cara yang lebih efektif untuk mendaur ulang botol plastik. Salah satunya dengan menggunakan sistem closed loop.

Melalui sistem closed loop, botol plastik yang terkumpul dari Tower Hamlets Greenwich, Southwark dan Canary Wharf akan dikembalikan secara langsung ke pabrik pengolahan ulang. Botol-botol plastik ini akan didaur ulang kembali menjadi botol yang baru.

Upaya mengurangi penggunaan plastik dan upaya daur ulang plastik memang perlu mendapatkan perhatian yang lebih serius. Alasannya, ada sangat banyak sampah plastik yang dihasilkan oleh penduduk bumi dan menyebabkan pencemaran lingkungan.

Seperti dilansir National Geographic, penelitian dalam jurnal Science Advances mengungkapkan bahwa ada sekitar 8,3 miliar ton plastik yang diproduksi setiap tahun. Dari jumlah tersebut, sekitar 6,3 persen di antaranya menjadi sampah plastik. Hanya sekitar sembilan persen dari sampah plastik tersebut yang didaur ulang kembali. Artinya sekitar 91 persen sampah plastik tidak didaur ulang dan mencemari lingkungan.

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement