Sabtu 27 Apr 2019 11:51 WIB

Sumedang Punya SMK Kopi Pertama di Indonesia

Kopi masuk dalam kurikulum SMK PPN Tanjungsari Sumedang

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Christiyaningsih
Barista mengolah kopi dalam Festival Kopi Bogor 2018 di Pakansari, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Jumat (27/7).
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Barista mengolah kopi dalam Festival Kopi Bogor 2018 di Pakansari, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Jumat (27/7).

REPUBLIKA.CO.ID, SUMEDANG -- Kopi menjadi salah satu komoditas unggul di Jawa Barat. Produk kopi setidaknya harus dimanfaatkan sebaik mungkin karena adanya peningkatan tren olahan kopi beberapa tahun terakhir. Karena itulah kopi masuk dalam kurikulum SMK PPN Tanjungsari, Sumedang sejak tahun ajaran 2018/2019.

Sekolah ini menjadi pilot proyek revitalisasi yang dilakukan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia. Sekolah ini memiliki lima kompetisi keahlian di bidang pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan. Jurusan Agribisnis Tanaman Perkebunan menjadi kompetisi keahlian yang memfokuskan diri pada kopi.

Baca Juga

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Tuti Sumaryati memaparkan alumnus SMK PPN nantinya akan dibekali dengan enam sertifikat di bidang kopi. Menurutnya, sekolah sudah memiliki kesiapan bahkan sekolah ini ditunjuk sebagai pilot proyek revitalisasi.

Dia menyebut produk kopi menjadi salah satu produk unggulan Jawa Barat yang harus dimanfaatkan. "Maka dirasakan perlu adanya sekolah kopi, di mana? Jawa Barat? Dicarilah yang memiliki kompetisi perkebunan, yang tidak usah lagi membuka dari awal yaitu di Tanjungsari," kata Tuti saat ditemui Republika, Jumat (26/4).

Sekolah seluas 15 hektar ini sudah memiliki fasilitas yang lengkap di bidang perkebunan. Sekolah memiliki lahan praktik, laboratorium, dan fasilitas pendukung lainnya. Di sekitar Tanjungsari memang ada beberapa titik perkebunan kopi. Antara lain di Rancabolang, Sumedang, dan kawasan dataran tinggi sekitar Gunung Manglayang.

 

Untuk menambah daya tarik, SMK PPN bekerja sama dengan beberapa perusahaan kopi. Kerja sama dijalin baik di bidang perkebunan hingga industri kopi.

"Kita kerja sama mulai dari pemerintahan seperti kementerian terkait. Kemudian dengan dunia usaha baik di bidang perkebunan kopi dan industri serta bidang uji kompetisi seperti Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)," kata Tuti.

Sebanyak 64 siswa kelas 10 sudah mulai merasakan belajar dengan konsentrasi kopi. Tuti mengakui, siswa tidak mengalami banyak kesulitan karena adaptasi yang tidak terlalu jauh. "Jadi training of trainer terus dilakukan baik dari guru-guru magang, praktik siswa lebih difokuskan, dan kerja sama dengan dunia industri juga semakin meningkat," katanya.

SMK PPN Tanjungsari tak ketinggalan mendatangkan yang tenaga pengajar dari praktisi industri. Sekolah juga melakukan perubahan pada kurikulum dan silabus pembelajaran.

Tuti mencontohkan bagaimana pelajaran umum seperti Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris mendapat penyesuaian dengan banyak memasukkan unsur kopi. Tidak hanya itu, dari mata pelajaran Matematika dan Fisika pun ada penyesuaian yang menjurus pada kopi.

"Contohnya pengolahan suhu pada proses panen kopi. Contoh lain biji kopi kalau ditanam sekian kemungkinan tumbuh berapa, jadi lebih ke arah sana," kata Tuti.

Para siswa juga mempelajari perjalanan kopi mulai dari hulu sampai hilir. Mereka mendalami ilmu pembibitan, penanaman, panen, pascapanen, pengolahan, hingga industri kopi seperti barista.

Salah seorang siswa kelas 10 Acep Hendri mengakui belum tahu jurusan yang dia masuki tahun lalu memiliki konsentrasi kopi. Apalagi, dulu dia tidak memiliki minat apapun pada kopi.

Ketertarikannya keseluruhan pada perkebunan karena musim panen yang sudah pasti dan tidak sekali tanam seperti pertanian. "Saya senang, pengalaman baru bisa mengetahui seluk beluk kopi. Kebetulan dekat rumah saya banyak perkebunan kopi. Jadi setelah dari sekolah dipraktikkan lagi di rumah," kata Acep.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement