Rabu 24 Apr 2019 17:38 WIB

Generasi Milenial Amerika Terancam Delusi Kekayaan

Delusi kalau milenial Amerika akan kaya mengancam cara menghadapi kenyataan.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Indira Rezkisari
Manajemen Keuangan.
Foto: Pixabay
Manajemen Keuangan.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sejumlah studi memperingatkan ancaman delusi kekayaan generasi milenial Amerika. Mereka merasa kaya padahal memiliki harta paling sedikit dibandingkan generasi sebelumnya di rentang usia sama.

Menurut survei Ameritrade TD 2018, lebih dari 50 persen milenial yakin akan menjadi jutawan pada usia paruh baya. Seperempat milenial percaya bakal mencapai kondisi itu setidaknya pada usia 40 tahun.

Baca Juga

Platform riset investasi YCharts menemukan, lebih dari separuh orang berusia 22 hingga 37 tahun yakin bakal jadi jutawan pada usia 45. Menurut LendEDU, setengah generasi milenial berpikir akan lebih kaya daripada orang tuanya.

Sementara, survei Insider bersama Morning Consult menyebut 37 persen generasi milenial menganggap kondisi finansial mereka membaik dari waktu ke waktu. Komparasi biasanya mereka lakukan dengan satu dekade silam.

Pandangan optimistis tentang kondisi finansial itu mungkin dapat dimaknai positif, tetapi bisa juga berdampak buruk soal cara menghadapi kenyataan. Terlebih, kenaikan biaya hidup mempersulit kebiasaan menabung.

Kenyataannya, generasi milenial cenderung kurang sejahtera daripada generasi sebelumnya. Sebuah makalah yang diterbitkan Brookings Institution mengulas, rata-rata kekayaan rumah tangga mereka 25 persen lebih rendah.

Data itu berlaku bagi mereka yang berusia 20 hingga 35 tahun pada 2016, dibandingkan dengan kelompok usia sama pada 2007. Bagaimanapun, optimisme belum cukup untuk kesejahteraan yang memadai.

Senada dengan data tersebut, studi lain menyebut kaum milenial memiliki penghasilan yang jauh lebih sedikit daripada Gen X dan baby boomer. Ulasan termuat dalam laporan Federal Reserve pada November 2018.

"Generasi milenial kurang makmur daripada generasi sebelumnya ketika ada di usia yang sama. Pendapatan mereka lebih rendah, aset mereka lebih sedikit, dan kekayaan mereka lebih kecil," kata penelitian itu.

 

Secara umum, AS mengalami kenaikan upah sebesar 67 persen sejak 1970. Akan tetapi, kondisi itu beriring pula dengan peningkatan biaya sewa, perawatan anak, pendidikan, dan layanan kesehatan.

Sebagian besar milenial memang memiliki rekening tabungan, tapi lebih dari setengahnya memiliki tabungan kurang dari lima ribu dolar AS. Alhasil, tidak sedikit yang masih bergantung pada orang tua, dikutip dari laman Business Insider.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement