Selasa 23 Apr 2019 18:45 WIB

Aksesibilitas dan Homestay Jadi Fokus Perbaikan Pulau Biawak

Aksesibilitas dan kelayakan homestay di Pulau Biawak perlu dibenahi

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Christiyaningsih
Pulau Biawak
Foto: Antara
Pulau Biawak

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pulau Biawak yang ada di Kabupaten Indramayu dinilai potensial menjadi destinasi wisata bertaraf internasional. Akan tetapi pulau ini masih membutuhkan banyak pembenahan demi kenyamanan para wisatawan.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat Dedi Taufik, ada beberapa hal yang harus dibenahi terutama perbaikan akses dan fasilitas penunjang di Pulau Biawak. "Dalam kunjungan saya ke sana (Pulau Biawak) kemarin ada beberapa hal yang jadi catatan," katanya pada Selasa (23/4).

Baca Juga

Catatan tersebut, kata dia, salah satunya adalah lamanya jarak tempuh bagi pengunjung untuk menyeberang yakni sepanjang 40 kilometer. "Kalau menggunakan perahu biasa empat jam, kalau menggunakan speedboat 1,5 jam," katanya.

Dari catatan itu, pranata infrastruktur sarana transportasi harus ditambah dengan kapal yang daya  tampung yang banyak. Perbaikan pun dibutuhkan untuk trestle (tempat berlabuh kapal). Di dalam pulau, Dedi menyoroti kualitas homestay dan sarana penunjang bagi wisatawan seperti jalan setapak maupun papan informasi.

"Kapal yang besar tidak bisa langsung berlabuh. Harus dibangun tambatan perahu. Homestay perlu diperbaiki dan jalan setapak untuk pengunjung juga harus ada," katanya.

Saat ini, kata Dedi, pihaknya sedang menyusun masterplan perbaikan pulau. Ia menargetkan paling tidak pada 2020 upaya pembenahan sudah bisa dilakukan baik oleh investor, Pemprov Jabar, maupun Pemkab Indramayu.

Karena pembangunan ini berhubungan dengan alam, semua rencana perbaikan fasilitas dan pembenahan sarana di Pulau Biawak akan melibatkan pemerhati lingkungan. "Jangan sampai upaya perbaikan justru merusak alam yang di sana," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement