Selasa 23 Apr 2019 09:07 WIB

Merokok Bisa Picu Kebutaan

Kebiasaan merokok dapat menyebabkan kebutaan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Gambar peringatan merokok (ilustrasi).
Foto: Republika/Friska Yolandha
Gambar peringatan merokok (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apa Anda merokok? Berpikirlah dua kali sebelum kembali menyesap rokok karena itu tidak hanya dapat merusak jantung atau paru-paru, tetapi juga dapat membuat Anda buta.

Kepala Prasad Eye Institute (LVPEI) India Raja Narayanan menyatakan, merokok bisa merusak retina yang bertanggung jawab untuk mentransmisikan gambar ke otak. Merokok meningkatkan senyawa kimia dalam aliran darah sehingga mengurangi aliran darah dan oksigen ke retina.

"Ini membuat perokok dua kali lebih rentan terhadap degenerasi makula terkait usia (AMD)," kata Narayanan seperti dikutip dari Times of India.

Sebuah studi baru-baru ini yang diterbitkan dalam jurnal Psychiatry Research, menunjukkan perubahan signifikan dalam penglihatan warna merah-hijau dan biru-kuning para perokok. Penelitian itu menyebut bahwa mengonsumsi zat-zat dengan bahan kimia neurotoksik, seperti yang ada dalam rokok, dapat menyebabkan hilangnya penglihatan warna secara keseluruhan.

Merokok adalah salah satu penyebab terbesar terjadinya berbagai penyakit dan kematian dini di seluruh dunia. India adalah salah satu dari 10 negara yang menyumbang hampir dua pertiga dari perokok dunia (63,6 persen) pada 2015, menurut sebuah studi Global Burden of Disease yang diterbitkan dalam The Lancet pada 2017.

Merokok dapat lebih lanjut memengaruhi banyak penyakit mata seperti katarak, glaukoma, dan lainnya. Meskipun penyakit yang terkait dengan bagian depan mata mudah dikenali, penyakit retina seperti AMD dan Diabetic Macular Edema (DME) dapat berkembang secara diam-diam dan menyebabkan kehilangan penglihatan progresif jika tidak diobati dengan tepat.

"Hilangnya penglihatan yang disebabkan oleh penyakit retina tidak dapat kembali. Namun, jika kondisi tersebut didiagnosis tepat waktu penyakit tersebut dapat dikelola secara efektif untuk mencegah hilangnya penglihatan lebih lanjut," ungkap Dokter Bedah Mata dan Vitreoretinal di Pusat Retina Mumbai, Ajay Dudani.

"Gejala-gejala penyakit retina ini sering dikacaukan dengan gejala usia tua atau gangguan mata lainnya yang mengarah pada keterlambatan diagnosis," ujar dia.

Penderita diabetes harus ekstra hati-hati terhadap perubahan penglihatan dan perlu mengikuti gaya hidup sehat karena mereka lebih rentan terhadap retinopati diabetik. Apalagi menurut para ahli, gaya hidup yang tidak sehat, kebiasaan diet dan stres yang konstan, dan paparan layar digital juga membuat penderita penyakit retina dan gangguan mata lainnya meningkat.

Untuk mengobatinya, para ahli menyarankan untuk berkonsultasi dengan ahli dan mengambil program penghentian untuk berhenti merokok. Selain itu, mempertahankan gaya hidup sehat dan termasuk mengonsumsi berbagai buah dan sayuran berwarna cerah yang memiliki antioksidan dapat membantu menjaga kesehatan retina.

"Sayuran hijau gelap seperti kangkung, bayam, selada yang memiliki lutein dan zeaxanthin. Keduanya nutrisi penting bagi kesehatan mata. Vitamin tertentu seperti vitamin C dan vitamin A juga membantu kesehatan mata secara keseluruhan dan membantu mencegah perkembangan AMD dan DME, " ungkap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement