REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Novel “The Hunchback of Notre-Dame” karangan Victor Hugo melesat ke puncak daftar buku terlaris Amazon. Hal ini seiring dengan peristiwa kebakaran yang terjadi di gereja katedral kuno Notre-Dame de Paris pada Selasa lalu.
Novel versi Paris, "Notre-Dame de Paris", menjadi buku terlaris di Prancis. "Notre-Dame de Paris" merupakan buku terlaris nomor satu di seluruh dunia dalam bahasa Inggris dalam dua sub-kategori fiksi sejarah. Versi film animasi Disney dari cerita tersebut juga meroket ke-10 besar film keluarga.
Hugo memulai kisah 11 jilidnya itu pada 1829. Notre Dame yang merupakan bangunan yang agung dan dia kagumi, mengalami hancur dan diabaikan. Namun, cerita novel dengan tokoh Esmeralda yang jatuh cinta dengan Captain Phoebus, memberikan kontribusinya dalam membangun gereja katedral kuno itu.
Salah satu bagian, yaitu pada bab empat dari volume kedua dari novel itu, dikutip secara luas di media sosial sebagai deskripsi kenabian dari api yang melahap gereja itu beberapa hari lalu. Api itu menghabiskan atapnya, dan menjatuhkan menara ke bagian tengah.
"Semua mata tertuju ke puncak gereja. Apa yang mereka lihat sangat aneh," tulis Hugo seakan menggambarkan jutaan orang yang berkumpul di sepanjang tepi Sungai Seine saat menonton peristiwa itu di televisi.
Disebutkan, di atas galeri paling atas, nyala api besar naik di antara dua menara lonceng dengan percikan berputar. “Nyala api yang luas, dahsyat dan kuat, serpihan-serpihannya pernah dan seketika diterbangkan angin dengan asap,” kata dia.
Orang Prancis memiliki kecenderungan untuk beralih ke literatur pada saat krisis nasional. Penjualan penulis Amerika Ernest Hemingway ke Paris pada 1920-an, A Moveable Feast, melonjak setelah serangan Paris November 2015.
Hugo menetapkan kisah romantisnya pada 1482 pada masa pemerintahan Louis XI. Akan tetapi sebagian besar novel The Hunchback of Notre Dame menceritakan arsitektur bangunan itu sendiri yang dimana arsiteknya adalah Jean-Baptiste-Antoine Lassus dan Eugene Viollet-le-Duc.
Banyak kritikus berpendapat bahwa katedral sebenarnya adalah karakter utama novel. Dalam bagian lain yang terkenal dari novel itu, Hugo mengeluhkan bagaimana gereja abad pertengahan di jantung kota Paris dibiarkan hancur.
“Betapa indahnya keindahan yang dapat dipertahankan di masa tuanya, tidak mudah untuk menekan napas, untuk menahan amarah kita,” kata Hugo, dilansir dari Malay Mail.