Senin 15 Apr 2019 15:51 WIB

Betulkah Selai Almond Lebih Menyehatkan?

Banyak orang mengira selai almond lebih menyehatkan daripada selai kacang tanah.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Reiny Dwinanda
Selai almond. (Ilustrasi)
Foto: ist
Selai almond. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK — Seiring dengan makin populernya diet yang lebih sehat, orang mulai melirik alternatif lain dalam menu kesehariannya. Mereka yang terbiasa mengonsumsi selai kacang terpikir untuk menggantikannya dengan selai almond. Benarkah selai kacang badam itu lebih menyehatkan?

Dilansir Bicycling pada Ahad (14/4), pakar diet New York, Kelly Hogan, mengungkapkan dari segi harga selai almond dua lali lebih mahal dari selai kacang tanah. Ia menjelaskan keduanya sama-sama mengandung lemak.

Menurut Hogan, dua sendok makan selai almond mengandung lemak 18 gram, sedangkan lemak dalam selai kacang tanah pada porsi yang sama hanya 16 gram. Untuk lemak tak jenuh, selai almond kandungannya 1,5 gram lebih tinggi dibandingkan selai kacang tanah (12,5 gram).

Selain itu, selai almond pun mengandung kalori lebih banyak, yakni 196 kalori. Bagaimana dengan selai kacang tanah? Ternyata, perbedaan kalorinya sedikit saja. Selai kacang tanah disebut mengandung 188 kalori.

"Banyak yang mengira selai almond lebih sehat, padahal kalorinya ternyata lebih besar,” kata Hogan.

photo
Selai kacang

Selai almond memang sedikit lebih banyak mengandung antioksidan berupa serat dan vitamin E. Namun, ia menilai hal itu belum cukup menjadi alasan untuk membuat selai almond lebih sehat.

Artinya, kedua selai ini, meski memiliki perbedaan harga yang cukup jauh, namun ternyata memiliki kandungan dan manfaat yang mirip. Keduanya sama-sama mengandung protein dan lemak tak jenuh yang sangat baik dikonsumsi untuk menjaga kesehatan.

Apalagi, ternyata baik selai almond maupun selai kacang tanah tak banyak menyumbang peningkatan berat badan. Bahkan, berdasar studi pada 2009 yang melibatkan enam ribu perempuan dengan diabetes tipe dua, kedua sela ini dapat mengurangi resiko penyakit kardiovaskular.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement