Kamis 11 Apr 2019 15:25 WIB

Berantas Hoaks di Sekolah Demi Cegah Perundungan

Menangkal hoaks beredar di sekolah dinilai dapat mencegah perundungan

Ilustrasi anak sekolah tawuran.
Foto: Foto : MgRol_92
Ilustrasi anak sekolah tawuran.

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG - Diskominfo Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengintensifkan informasi penanganan hoaks melalui media sosial di sekolah. Hal ini dilakukan guna mencegah perundungan atau tindak kekerasan antarpelajar di daerah itu.

"Kasus kekerasan yang dialami siswi AY di Pontianak ini terjadi karena kemampuan pelaku perundungan menerima informasi melalui media sosial sangat rendah," kata Kepala Diskominfo Provinsi Kepulauan Babel Sudarman, Kamis (11/4). Untuk mencegah perundungan di kalangan pelajar, pihaknya mengintensifkan sosialisasi dan pelatihan pengenalan berita-berita hoaks melalui media elektronik dan cetak ke sekolah tingkat SMA, SLTA, MA, dan SMP/MTs.

Baca Juga

Selain itu, Diskominfo juga mengoptimalkan pertemuan-pertemuan dengan kaum milenial dan sosialisasi serta imbauan melalui media massa. Tujuannya agar masyarakat khususnya siswa-siswi lebih mengenali berita bohong dan tidak menyebarkannya.

"Saat ini tinggal atau tergantung masyarakat yang berhati-hati memainkan jari-jari untuk lebih mengontrol. Jangan sampai jari tidak terkontrol melebihi kecepatan akal atau berfikir sebelum menerima atau menyebarluaskan berita yang tidak jelas kebenarannya," ujarnya. Menurut dia pemicu kasus kekerasan yang terjadi di Pontianak yang viral di media sosial tersebut di antaranya informasi hoaks yang menyesatkan.

Pada akhirnya hoaks merugikan dan dapat mengganggu masa depan korban dan pelaku kekerasan tersebut. "Masyarakat harus kroscek kebenaran berita dan sumber berita tersebut. Jika tidak begitu tentunya akan berakhir fatal, berurusan dengan kepolisian yang merugikan diri sendiri," katanya.

Ia berharap dioptimalkannya pelatihan, sosialisasi, dan imbauan kepada masyarakat khususnya pelajar dapat mencegah kasus-kasus kekerasan yang berujung pidana. "Kami berharap orang tua ikut mengawasi anak-anaknya, jangan sampai anak-anak mengakses informasi-informasi tidak baik yang berdampak buruk terhadap masa depannya," kata Sudarman.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement