REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gigi Hadid buka suara tentang kunjungannya baru-baru ini ke sebuah kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh. Gigi mengaku sangat emosional bila memikirkan nasib para pengungsi.
"Bahkan dengan hidup mereka dalam kegamangan, para wanita dan gadis-gadis ini memiliki keinginan untuk melakukan lebih banyak, untuk lebih dan mendapatkan pendidikan untuk memperbaiki kehidupan mereka," ujar model berusia 23 tahun itu seperti dilansir dari laman Independent, Senin (8/4).
Hadid mengunjungi Kamp Pengungsi Jamtoli bersama Unicef Agustus lalu. Ditanya bagaimana Unicef dapat membantu mereka dengan cara yang berbeda, dia mengatakan penduduk kamp mengatakan kepadanya bahwa mereka sangat butuh memiliki identitas.
Hadid, yang mendapat julukan International Model of the Year oleh British Fashion Council pada tahun 2016, berubah sangat emosional ketika dia berbicara tentang hubungan yang dia bina dengan para pengungsi yang dia temui. "Meskipun pasti ada saat-saat kegembiraan, duduk, tertawa, bermain-main dan memiliki hubungan manusia dengan para pengungsi, saya tidak bisa tidak terus memikirkan perempuan-perempuan itu dan apa yang mereka katakan," kenangnya.
"Di akhir perjalanan, saya pulang, dan mereka masih di sana."
Dia mengatakan menyumbang untuk amal adalah penting. Para pengungsi bisa terbantu terselamatkan nyawa dari bantuan amal. Tapi para pengungsi yang ditemuinya ingin memberi tahu dunia tentang keinginan mereka untuk memiliki identitas.
"Mereka adalah manusia seperti kita semua, dan apa yang akan mereka lakukan untuk punya kewarganegaraan untuk sebuah identitas," tambahnya.
"Sebagian besar dari kita memiliki karunia identitas dan kekuatan yang sebenarnya untuk mengekspresikan diri kita sendiri, kekuatan untuk berbicara bagi mereka yang tidak mampu untuk diri mereka sendiri dan kekuatan untuk saling mengangkat."
Setelah perjalanannya musim panas lalu, Hadid bergabung dengan sesama model dan duta besar Unicef Halima Aden untuk meluncurkan halaman CrowdRise untuk mendukung pekerjaan Unicef untuk melindungi anak-anak yang rentan di seluruh dunia.