Ahad 07 Apr 2019 09:05 WIB

Mi Ayam, Dulu Hanya Dijajakan untuk Makan Malam

Menurut Sisca Soewitomo, dahulu mi ayam hanya dijajakan untuk makan malam.

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Reiny Dwinanda
Bakmi ayam
Foto: dok Ritz-Carlton
Bakmi ayam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mi ayam termasuk salah satu makanan yang sangat mudah ditemui di Jakarta. Orang bisa menjumpai penjajanya sepanjang hari.

Pakar kuliner Sisca Soewitomo menjelaskan, dulunya mi ayam hanya ditawarkan pada malam hari. Namun, menyusul semakin banyak peminat, belakangan mi ayam bisa ditemui dari pagi hingga malam.

"Hampir di setiap sudut kota, restoran mi ayam berdiri megah dengan bermacam varian dan pedagang mi ayam yang menggunakan gerobak sudah pasti saling bersaing untuk merebut selera dan hati para pembeli," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id.

Para penjual mi ayam pun berlomba-lomba untuk menyajikan rasa yang menggoda. Menurut Sisca, kunci dari kelezatan mi ayam ada di kuah kaldunya.

"Membuat kaldu harus oke. Didihkan air dan daun bawang seledri, setelah mendidih baru masukkan bumbu halus yang terdiri dari bawang merah, bawang putih, dicampur ketumbar," ujarnya.

Soal pelengkap, Sisca menyebut mi ayam kini sangat fleksibel. Bukan hanya mi dan ayam, namun isi bisa di variasi dengan irisan jamur kancing, bakso, tauge, dengan kuah kaldu.

Dari sekian banyak mi yang dijakajakan di Ibu Kota, Sisca kepincut dengan mi ayam Gajah Mada dan mi ayam Bakmi Naga. Ia menganggap keduanya sangat memperhatikan kebersihan tempat dan juga tampilan mi ayam yang menarik.

Selain itu, Sisca menilai kedua di tempat tersebut memiliki cita rasa yang istimewa. "Tempatnya bersih, sajian makanan rapi, tatanan menggoda selera, cita rasa istimewa," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement