REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- State of Global Air (SOGA) merilis laporan terbaru mereka pada Rabu (3/4). Hasil laporan lembaga itu menunjukkan polusi udara dapat memperpendek usia harapan hidup anak-anak sebanyak rata-rata 20 bulan. Anak-anak di negara-negara Asia Selatan seperti India dan Pakistan disebut paling rentan terhadap dampak polusi udara itu.
Laporan itu menulis polusi udara menyebabkan anak-anak di Asia Selatan yang lahir pada hari ini akan mati 30 bulan lebih cepat dari yang seharusnya. Sedangkan jika dihitung secara global, rata-rata usia anak-anak akan berkurang 20 bulan.
Menurut laporan SOGA, polusi udara menjadi faktor kelima penyebab kematian di seluruh dunia. Polusi udara bahkan lebih berdampak terhadap kematian dibandingkan alkohol, obat-obatan terlarang, dan malnutrisi.
Masalah ini terutama banyak terjadi di India, Pakistan, dan Bangladesh yang beberapa tahun ke belakang sering diselimuti kabut polusi tebal selama beberapa hari. Di India dan Pakistan, tingkat polusi udara lebih tinggi dari rata-rata tingkat polusi yang diijinkan yakni PM 2.5.
Di India, sumber polusi berasal dari pembakaran bahan bakar solid, debu dari proyek konstruksi dan jalan, serta pembakaran batu bara untuk keperluan industri. Selain itu, produksi batu bara dan transportasi berbahan diesel juga menyumbang polusi di negeri Taj Mahal itu.
"Masalah peningkatan penyakit akibat polusi udara adalah tantangan utama yang dihadapi pemerintah dan petugas kesehatan. Masalah ini pun berdampak kepada ekonomi nasional dan kehidupan masyarakat," tulis laporan tersebut seperti dikutip dari CNN.