REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Pengamat pariwisata dari Universitas Jenderal Soedirman, Chusmeru, mengatakan pemerintah daerah perlu mengembangkan atraksi wisata secara periodik. Pengembangan atraksi wisata secara periodik bertujuan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.
"Kembangkan atraksi wisata di destinasi dengan catatan tetap mempertimbangkan daya dukung destinasi wisata," kata Chusmeru di Purwokerto, Selasa (2/4). Hal itu dapat dilakukan sebagai salah satu langkah untuk merespons dan mendukung enam langkah strategis yang dilakukan pemerintah dan Bank Indonesia dalam meningkatkan devisa dari sektor pariwisata.
"Selain mengembangkan atraksi wisata, juga perlu meningkatkan kualitas amenitas di destinasi wisata. Salah satunya dengan memastikan ketersediaan Rupiah di destinasi baik dalam bentuk ATM, valuta asing, maupun elektronisasi transaksi wisata," imbuhnya.
Ia juga berpendapat pemda perlu mendukung program Indonesia bersih di destinasi wisata. Persoalan sampah atau kebersihan masih sering terlihat di destinasi wisata sehingga mengurangi kenyamanan wisatawan.
Tak hanya itu, pemda juga perlu mendorong investasi dalam rangka pengembangan destinasi di daerah. "Oleh karenanya pemerintah daerah harus selalu menggali potensi wisata yang ada baik potensi alam, seni budaya, kerajinan, maupun kuliner," kata Chusmeru.
Dia juga mengatakan perlunya melakukan pemutakhiran data kunjungan wisatawan di semua objek wisata yang ada di daerah. Termasuk pola pengeluaran wisatawan di setiap objek wisata. Hal ini diperlukan untuk evaluasi dan strategi pengembangan wisata ke depan yang lebih progresif dan inovatif.
Terakhir yang tak kalah penting adalah meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pariwisata di daerah. Peningkatan SDM bisa dilakukan baik dalam bentuk pendidikan vokasi wisata, pelatihan SDM pariwisata, maupun sertifikasi SDM pariwisata. "Masih banyak keluhan wisatawan yang bersumber dari kualitas SDM yang belum profesional. Karenanya, sertifikasi pekerja di sektor pariwisata mutlak diperlukan," katanya.