Senin 01 Apr 2019 15:00 WIB

Latihan Musik Bisa Tingkatkan Kemampuan Fokus

Latihan musik bisa meningkatkan fokus dan menghilangkan gangguan

Rep: Desy Susilawati/ Red: Christiyaningsih
Festival musik/ilustrasi
Foto: www2.wsls.com
Festival musik/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SANTIAGO -- Berlatih musik dapat menghasilkan beberapa manfaat kognitif yang tidak terduga. Sebuah studi baru menunjukkan latihan musik dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk fokus dan menghilangkan gangguan.

Manfaat musik untuk otak manusia sangat banyak. Beberapa penelitian menunjukkan latihan musik meningkatkan aliran darah di area otak yang terlibat dalam pemrosesan bahasa. Penelitian yang lebih baru menyebut mendengarkan musik bahkan dapat memotivasi otak untuk belajar dengan merangsang jaringan saraf yang terkait dengan pemrosesan hadiah.

Sekarang, sebuah studi baru menunjukkan berlatih musik mungkin juga berpengaruh pada kontrol atensi. Peneliti yang dipimpin oleh Paulo Barraza dari Pusat Penelitian Lanjutan dalam Pendidikan di Universitas Chili di Santiago meneliti hubungan antara pelatihan musik dan perhatian. Para ilmuwan mempublikasikan temuan mereka di jurnal Heliyon.

Dalam makalah mereka, Barraza dan rekannya menjelaskan sistem atensi otak terdiri dari tiga subsistem, masing-masing dengan jaringan saraf yang secara anatomis berbeda.

Tiga subsistem ini sesuai dengan jaringan peringatan, orientasi, dan kontrol eksekutif. Jaringan otak yang waspada membuat kita siap untuk bertindak. Jaringan orientasi membantu kita membedakan antara informasi sensorik yang relevan dan tidak relevan dan membantu kita beralih fokus. Jaringan kontrol eksekutif membantu kami memblokir informasi yang mengganggu dan juga terlibat dalam kontrol atensi top-down.

Untuk studi mereka, para peneliti meminta 18 musisi profesional dan 18 peserta non-musik mengambil tes jaringan atensi standar. Para musisi adalah pianis terlatih yang telah berlatih musik selama 12 tahun. Sebagai bagian dari tes, para peserta harus melihat berbagai gambar yang dengan cepat melintas di depan mata mereka.

Tim mengukur perilaku reaktif peserta dengan mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk merespons perubahan gambar. Waktu reaksi yang lebih lama menunjukkan kontrol atensi yang kurang efisien.

Rata-rata, musisi terlatih mencetak 43,84 milidetik (ms) untuk subsistem peringatan, 43,70 ms untuk yang berorientasi, dan 53,83 untuk jaringan eksekutif. Sebagai perbandingan, non musisi masing-masing mencetak 41,98 ms, 51,56 ms, dan 87,19 ms. Hal terpenting adalah kontrol atensi meningkat secara proporsional dengan jumlah tahun dalam pelatihan musik yang dimiliki para peserta.

"Temuan kami menunjukkan kemampuan kontrol atensi penghambatan yang lebih besar pada musisi daripada bukan musisi," ujar Barazza seperti dilansir laman Medical News Today, Ahad (31/3).

Ia menambahkan musisi profesional dapat lebih cepat dan akurat menanggapi dan fokus pada apa yang penting untuk melakukan tugas. Mereka juga lebih efektif menyaring rangsangan yang tidak relevan dan tidak relevan daripada orang yang tidak berlatih musik. Selain itu, keuntungan ditingkatkan dengan peningkatan tahun latihan.

Para ilmuwan juga menjelaskan temuan mereka menambah bukti bahwa pelatihan musik meningkatkan keterampilan kognitif ekstra-musikal.

Rekan penulis studi David Medina, dari Departemen Musik di Universitas Metropolitan Ilmu Pendidikan di Santiago, Chili, juga mengomentari hasilnya. Dia mengatakan temuan mereka tentang hubungan antara pelatihan musik dan peningkatan keterampilan atensi dapat berguna dalam bidang klinis atau pendidikan.

Misalnya dalam memperkuat kemampuan [orang-orang dengan gangguan hiperaktif attention deficit] untuk mengelola gangguan. Temuan studi juga bisa membantu pengembangan program sekolah yang mendorong pengembangan kemampuan kognitif melalui praktik musik yang disengaja. "Penelitian longitudinal di masa depan harus secara langsung membahas interpretasi ini," jelas Medina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement