Ahad 31 Mar 2019 06:48 WIB

Pembauran Budaya di Tumis, Oseng, dan Cah

Pembauran budaya memasak bisa menghasilkan teknik memasak yang berbeda.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Indira Rezkisari
Masakan ala tumis.
Foto: Republika/Ami Madani
Masakan ala tumis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam menu makanan sering ditemukan berderet hidangan dengan menggunakan kata tumis, oseng, dan cah. Ada yang tahu apa perbedaan dari cara memasak menumis, oseng, dan cah?

Kebanyakan orang merasa masakan dari ketiga cara itu sama saja. Yaitu ketika masakan tidak menggunakan air banyak, seperti hidangan dengan kuah. Padahal, ketiga istilah itu berbeda, dan menentukan hidangan yang akan dihasilkan.

Baca Juga

"Memasak menumis, oseng, dan cah ini memang beda," ujar Chef Wira Hardiansyah.

Menurut Chef Wira, oseng merupakan proses memasak bumbu, bukan hidangan dengan cairan. Sedangkan proses memasak cah ini yang akhirnya memberikan cairan yang dikenal dengan cah.

Sedangkan, penggabungan proses memasak bumbu dengan cairan kemudian ini yang disebut menumis. Chef Wira menjelaskan, perbedaan ini memang sederhana, namun tercipta karena pembauran budaya memasak.

Ketika oseng, bumbu ini berupa bentuk-bentuk potongan, sedangkan orang Tionghoa yang datang ke Indonesia memiliki tradisi memasak memasukkan bumbu berbentuk bubuk dan cairan. Penggabungan proses memasak keduanya ini yang akhirnya menimbulkan istilah menumis yang saat ini banyak digunakan dalam proses memasak di Indonesia.

"Menumis pun tidak perlu panas, karena dulu pun ini tidak ada masalah," ujar Chef Wira.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement