Sabtu 30 Mar 2019 14:47 WIB

Psikolog: Tak Ada Kaitan Pilihan Rasa dengan Karakter Orang

Pemilihan rasa makanan menunjukkan nutrisi apa yang dibutuhkan tubuh.

Rep: Riza Wahyu Pratama/ Red: Gita Amanda
Secangkir kopi (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Secangkir kopi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog Efnie Indrianie mengatakan, preferensi rasa makanan seseorang tidak menunjukkan karakter dirinya. Selama mengajar biopsikologi, ia belum menemukan teori tentang kaitan rasa makanan dan karakter seseorang.

Pernyataan Efnie merespons sebuah riset yang dilakukan University of Innsbruck, Austria menjelaskan adanya keterkaitan antara kopi pahit dan psikopat. "Dalam literatur psikologi abnormal yang sudah saya baca, belum ada teori yang membahas tentang rasa makanan yang disukai psikopat," kata Efnie kepada Republika.co.id, Jumat (29/3) lalu.

Baca Juga

Menurutnya pemilihan rasa makanan oleh seseorang, justru menunjukkan kebutuhan nutrisi orang yang bersangkutan. Dalam literatur biopsikologi, rasa makanan yang diinginkan seseorang seperti manis, gurih, asih bukan berkaitan dengan karkter.

"Tapi hal itu menunjukkan, tubuh kita sedang membutuhkan zat atau nutrisi apa," kata Efnie.

Kemudian, perempuan yang juga merupakan dosen di Universitas Kristen Maranatha itu menambahkan, pada umumnya orang cenderung menghindari rasa pahit. Hal itu dikarenakan rasa pahit sering diasosiasikan oleh otak sebagai toksin.

Kemudian, dosen yang juga merupakan anggota Himpunan Psikologi Indonesia Provinsi Jawa Barat itu menuturkan, sebenarnya karakter psikopat sangat sulit untuk dideteksi. "Saya 'kagum' dengan riset tersebut. Masalahnya psikopat itu tidak mudah dideteksi lho dan tidak mudah juga mendiagnosa seseorang psikopat," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement