Jumat 29 Mar 2019 19:57 WIB

Pandji Pragiwaksono Luncurkan 'Buku Politik' di Yogyakarta

Ia berharap orang yang baru terjun ke dunia politik lebih matang memahami politik.

Artis sekaligus stand-up comedian Pandji Pragiwaksono (kanan) meluncurkan buku terbarunya, Septictank, di Yogyakarta, Jumat (29/3).
Foto: Republika/Fernan Rahadi
Artis sekaligus stand-up comedian Pandji Pragiwaksono (kanan) meluncurkan buku terbarunya, Septictank, di Yogyakarta, Jumat (29/3).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Artis sekaligus stand-up comedian Pandji Pragiwaksono meluncurkan buku terbarunya, Septictank, di Yogyakarta, Jumat (29/3). Dalam buku kedelapannya ini, Pandji bercerita tentang pengalamannya menceburkan diri di dunia politik.

"Dalam buku ini memang secara khusus saya membahas tentang politik walaupun konsepnya bercanda," kata Pandji dalam konferensi pers yang digelar di Penerbit Bentang Pustaka, Jumat pagi.

Pria yang cukup vokal di media sosial Twitter itu menuturkan dunia politik bukan barang baru di hidupnya. Seperti yang ia tuliskan pada bagian pertama buku itu dimana ia sudah mengenal salah satu anak taipan bisnis, Ardi Bakrie, di bangku sekolah. 

Selain itu, ia memang sudah secara sadar terlibat dengan politik praktis sejak tahun 2012. Mulai dari membantu Faisal Basri mencalonkan diri sebagai gubernur DKI Jakarta hingga terakhir membantu memenangkan Anies Baswedan pada Pilkada DKI tahun 2016 lalu.

Namun pada perhelatan Pilpres 2019 ini ia memang memilih rehat dari dunia politik. "Saya hanya ingin melakukan sesuatu kalau memang ingin, sementara saat ini saya sedang tidak ingin (terjun di dunia politik-Red). Saya sekarang jadi tim sukses istri saja," katanya diselingi tawa.

Ditanya tentang motivasinya menulis Septictank, Pandji mengharapkan supaya orang yang baru terjun ke dunia politik lebih matang dalam memahami politik. "Supaya para puber politik memiliki wawasan yang cukup saat memilih terjun di dunia politik," kata Pandji.

Ia membenarkan jika terdapat anggapan bahwa dunia politik di Indonesia itu suram. Karena seperti yang dialaminya sendiri, mengubah peta politik di Indonesia itu tidak mudah. "Meskipun dunia politik itu tidak akan bisa benar-benar bersih namun sebenarnya kita bisa bikin situasi politik lebih maju dan beradab," katanya.

Berbicara tentang Pemilu 2019, Pandji mengatakan pertarungan kali ini lebih seru daripada pemilu-pemilu sebelumnya. Di antaranya dikarenakan terdapat tema-tema baru yang diangkat seperti entrepreneurship, fintech, dan infrastruktur yang sangat jarang diangkat sebelumnya.

Meskipun tak menyatakan dukungannya pada kedua capres dan cawapres, Pandji menegaskan akan tetap memilih pada 17 April nanti. Hanya saja, ia baru akan menetapkan pilihannya pada detik-detik terakhir. 

Ia meyakini, apa yang saat ini dirasakannya juga dialami orang lain. "Anak-anak muda sekarang banyak tahu tapi banyak ragu. Mereka bingung akan memilih siapa namun tidak dibantu untuk membuat pilihannya," kata Pandji.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement