Jumat 29 Mar 2019 10:17 WIB

Publik Kritik Komentar Trump di Kasus Jussie Smollett

Trump dituduh hanya akan mengeksploitasi kasus eksploitasi ras Smollet.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Indira Rezkisari
Jussie Smollett berbicara pada media usai digugurkannya dakwaannya di Cook County, Selasa (26/3) waktu AS.
Foto: AP
Jussie Smollett berbicara pada media usai digugurkannya dakwaannya di Cook County, Selasa (26/3) waktu AS.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta FBI dan Departemen Kehakiman AS untuk meninjau kembali kasus aktor serial Empire, Jussie Smollett. Permintaannya menimbulkan polemik karena masyarakat Chicago menyebut Presiden harus menghindari insiden tersebut.

"Saya pikir kasus itu benar-benar memalukan bagi negara kita, dan seseorang harus paling tidak mencermati hal itu," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih.  Dilansir di USA Today, Jumat (29/3), pernyataan itu seakan menegaskan pernyataan yang diunggahnya di akun media sosial Twitter pada hari sebelumnya.

Baca Juga

Trump tidak menjelaskan mengenai apakah otoritas federal dapat mengusut Smollett, setelah jaksa penuntut lokal di Chicago memutuskan untuk menjatuhkan kasus terhadapnya. Para kritikus Trump mengatakan, Trump bermain politik rasial dengan kasus Smollett dan berusaha untuk melemahkan korban kekerasan rasial nyata yang jumlahnya saat ini tengah meningkat.

"Dengan mengklaim serangan palsu, Smollett mencoba mengeksploitasi kebencian @realDonaldTrump. Sekarang, bisa ditebak, Trump bergerak untuk mengeksploitasi eksploitasi Smollett. Bicara tentang lingkaran setan!,” tulis mantan penasihat Presiden Barack Obama, David Axelrod, dalam akun Twitternya.

Wali Kota Chicago Rahm Emanuel pun ikut mengutip sejarah hubungan ras Trump. Dia  mengatakan bahwa Presiden seharusnya tak ikut campur soal Smollett.

FBI telah menyelidiki setidaknya satu masalah dalam kasus Smollett selama berminggu-minggu. Mereka mulai menyelidiki apakah Smollett memiliki peran dalam pengiriman surat ancaman ke dirinya sendiri.

Surat ancaman itu dikirim untuk Smollet di studio Chicago tempat syuting Empire. Kiriman surat terjadi sepekan sebelum serangan kepada Smollet di luar tempat tinggalnya. Surat itu, yang diterima pada 22 Januari, berisi zat putih yang kemudian diidentifikasi sebagai asetaminofen, atau Tylenol.

Para jaksa penuntut di Chicago mengumumkan bahwa mereka membatalkan tuduhan terhadap Smollett karena mengajukan laporan polisi palsu. Keputusan itu muncul kurang dari tiga pekan setelah aktor tersebut didakwa dengan tuduhan bahwa dia membayar dua orang untuk melakukan serangan tipuan agar dia terlihat seperti korban kejahatan rasial yang rasis.

Tim hukum Smollett keberatan untuk memberikan komentar kepada media untuk menanggapi apa yang dilakukan oleh pejabat Kantor Kejaksaan Negara Bagian Cook. Jaksa mengatakan mereka telah membatalkan dakwaan, tetapi bersikeras bahwa itu tidak berarti Smollett dibebaskan dari kesalahan.

Berita tentang dakwaan yang dibatalkan membuat marah sejumlah anggota parlemen, termasuk Wali Kota Emanuel dan Inspektur Polisi Chicago Eddie Johnson. "Ini adalah bukti keadilan. Smollett yang melakukan tipuan ini. Dia masih mengatakan dia tidak bersalah, masih menjalankan Departemen Kepolisian Chicago. Beraninya dia? Beraninya dia?,” kata Emanuel yang kerap mengkritik Trump, mengatakan bahwa presiden juga seharusnya tidak terlibat dalam kasus ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement