Kamis 28 Mar 2019 20:13 WIB

Beginilah Kawasan Komersial Bagi Kaum Milenial

Kegemaran milenial yang suka berkumpul menjadi potensi bisnis yang menguntungkan.

Rep: Hiru Muhammad/ Red: Agus Yulianto
Salah satu konsep kawasan bisnis bagi milenial di Bintaro Jaya.
Foto: dok. Istimewa
Salah satu konsep kawasan bisnis bagi milenial di Bintaro Jaya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apapun yang menyangkut milenial kini menjadi sorotan banyak kalangan. Prilaku keseharian merekapun seperti kebiasaan berkumpul, kerja tanpa formalitas, bebas berekspresi,  dinilai menjadi potensi bisnis yang menguntungkan. 

Kondisi tersebut coba ditangkap para pelaku bisnis yang mengemasnya dalam sebuah wadah untuk berekspresi. Seperti pengembangan kawasan komersial yang ditujukan kepada kalangan milenial, harus memberikan kenyamanan suasana yang disukai mereka. Tentunya dilengkapi dengan fasilitas yang dapat menunjang aktifitas mereka.

Potensi inilah yang mendorong Cipta Harmoni Lestari untuk mengembangkan sebuah kawasan komersial yang ditujukan bagi kalangan milenial. Kawasan bisnis yang disebut sebagai  Marchand Hype Station ini sengaja dibangun sedemikian rupa sehingga mampu memunculkan atmosfir atau suasana yang berbeda dengan kawasan komersial lainnya yang sudah ada.

"Konsep hype station memang belum ada yang menerapkan di Indonesia dan Marchand Hype Station menjadi satu-satunya dan yang pertama saat ini,” kata  Andreas Audyanto, COO Cipta Harmoni Lestari, Kamis (28/3).

Kawasan bisnis yang berada di Bintaro Jaya ini memiliki luas bangunan kurang lebih 3.000 meterpersegi ini terdiri dari 240 unit dengan  harga jual mulai Rp 300 jutaan. Rencananya, kawasan  ini akan mulai dibangun pertengahan tahun ini dan ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2020.

Pusat perbelanjaan ini hanya menjual beragam kebutuhan yang terkait dengan kaum milenial. Termasuk segala jenis makanan minuman sehat yang tidak mudah diperoleh di luar. Selama ini generasi milenial dinilai konsumtif dan belum ada produk yang cocok dengan kebutuhan mereka.

Kegemaran mereka yang suka berkumpul bersama komunitas untuk bekerja maupun sekedar bercengkrama telah mendorongnya untuk menyediakan fasilitas tersebut. "Yang meramaikan suatu tempat adalah komunitas, mereka inilah yang kami fasilitasi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement