Kamis 28 Mar 2019 13:51 WIB

Ajarkan Anak untuk Tidak Saling Ejek di Media Sosial

Remaja berkelahi dipicu saling ejek di media sosial bukan pertama kali terjadi

Rep: Desy Susilawati/ Red: Christiyaningsih
Hubungan baik antara anak dan orangtua (Ilustrasi)
Foto: Sheknows
Hubungan baik antara anak dan orangtua (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belum lama ini terjadi perkelahian remaja di Bogor yang dipicu oleh saling ejek di media sosial. Ujung dari perkelahian ini menyebabkan siswa kelas 3 SMP di Bogor akhirnya meninggal dunia. Kasus remaja berkelahi karena dipicu ribut-ribut di media sosial bukan pertama kali terjadi. Bagaimana sebaiknya orang tua mengajarkan anak-anaknya bermedia soaial yang sehat?

Plt Direktur Eksekutif ICT Watch, Widuri, menjelaskan untuk menghindari hal tersebut sebaiknya orang tua mengajarkan anak literasi digital. Tujuannya agar anak menggunakan sosial media dengan sehat. Terkait masalah saling ejek di media sosial, orang tua juga sebaiknya menjelaskan pada anak agar tidak mengatakan hal-hal buruk di media sosial.

“Sebaiknya orang tua menerangkan pada anak apa yang kita enggak suka untuk ngomong di depan wajahnya langsung, seperti mengatai orang dengan sebutan hewan. Jangan melakukan itu juga di dunia maya karena efeknya akan sama,” ujarnya ketika dihubungi Republika belum lama ini.

Menurutnya, saling ejek di media sosial itu hanya bertukar tempat saja dengan saling ejek secara langsung. Namun di dunia nyata reaksinya tidak bisa viral. Misalnya si A sebal dengan si B, akhirnya menjadi keributan bahkan sampai tawuran antar kelompok. Sedangkan saling ejek di media sosial, efeknya bisa menjadi viral. Ini karena orang dengan mudah membagikan video atau foto tanpa sepengetahuan pemilik konten.

Selain mengajarkan anak untuk tidak memberikan konten negatif atau memberikan komentar negatif pada temannya di media sosial, ajarkan pula anak agar tidak mudah terprovokasi. “Itu cyber bullying, ada efek kolektif, ada efek dari kelompok. Ketika di dalam grup semangat mengejek, mau tidak mau ikut mengejek. Ada efek grup mendominasi bahwa dia harus bagian dari grup tersebut,” ungkapnya.

Widuri juga menyarankan orang tua selain mengajarkan juga memberikan contoh yang baik pada anak. Misalnya, orang tua tidak juga melakukan saling ejek dengan temannya di media sosial. Apalagi saat ini sedang marak isu politik terkait pilpres. “Karena tweetwar banyak terjadi pada orang tua, saling benci, beda pilihan partai politik, orang tua harus kasih contoh,” tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement