Rabu 27 Mar 2019 03:19 WIB

Ide dan Imajinasi Jadi Unsur Terpenting Fotografi Miniatur

Penggemar fotografi miniatur harus menggali ide dan imajinasi demi foto unik.

Seorang penggiat fotografi miniatur tengah mengambil gambar obyek kecil di salah satu cafe di Kota Sukabumi Ahad (3/2). Keberadaan miniatur fotografi ini selain hobi tapi bisa menghasilkan pendapatan.
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Seorang penggiat fotografi miniatur tengah mengambil gambar obyek kecil di salah satu cafe di Kota Sukabumi Ahad (3/2). Keberadaan miniatur fotografi ini selain hobi tapi bisa menghasilkan pendapatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Miniature figure biasa dipakai sebagai pelengkap pada maket bangunan, konstruksi, atau kereta api, tetapi di tangan fotografer, orang-orangan itu bisa tampil menjadi seni artistik. Mini figure berukuran 1,6 cm itu biasa disebut "tuyul" oleh penggemarnya. 

Penggemar fotografi tuyul bisa memadukan figur orang-orangan --yang berskala 1:87 sebagai perbandingan ukurannya manusia-- dengan berbagai benda, seperti bola tenis, karton, peruncing pensil, alat pengusir nyamuk, sikat gigi, hingga jepitan jemuran. Selain memberikan kesan hidup, barang-barang tersebut sekaligus berfungsi sebagai objek pembanding.

Baca Juga

Salah satu pegiat fotografi tuyul, Rahmat Budiman (32), di Jakarta, Sabtu (23/3) mengatakan, memotret mini figure tidak gampang karena perlu ketelitian dan kesabaran dari si fotografer. Namun, siapapun dapat memotret mini figure, tidak butuh kemampuan fotografi profesional.

Fotografi tuyul alias fotografi miniatur dengan genre still life diperkenalkan oleh Tatsuya Tanaka dan Slinkachu yang telah menginspirasi fotografer di Tanah Air. Ide dan daya imajinasi menjadi unsur terpenting agar benda kecil itu terlihat hidup dan berada dalam satu cerita.

"Jadi lebih kepada bagaimana seseorang berkreasi dengan idenya. Yang mahal itu ide, memadukan figur mini dengan objek pembanding," ujar Rahmat.

Agar detail terlihat sempurna dan cerita yang dibangun terkesan lebih hidup, Rahmat sangat merekomendasikan penggunaan lensa makro saat memotret. Untuk membangun konsep cerita, mereka bisa manfaatkan benda-benda di sekitar bahkan yang "tidak biasa" sekalipun seperti nasi kering hingga tumpukan kacang yang bisa menjadi paduan diorama menarik.

"Kita punya mainan pose apa, kita lihat ada spot unik seperti lantai yang berlubang. Tinggal gabungkan dengan mini figure pekerja dan bisa seolah-olah sedang membetulkan jalan," kata dia.

Senada dengan Rahmat, pegiat fotografi mini figure dari ToygraphyID, Januar Budi Nurcahyo, mengatakan memotret tuyul memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan action figure lainnya seperti robot, tokoh pahlawan super dari Marvel atau DC yang punya ukuran lebih besar. Ide serta kecermatan seseorang dalam memadukan unsur yang ada di sekitar menjadi tantangan sang fotografer.

Terlebih, dengan ukuran sangat kecil, proses memotret bisa berjam-jam untuk satu frame yang diinginkan. Tak heran jika Januar menganggap memotret tuyul tak ubahnya seni memotret nungging (menungging).

"Kita sampai harus nungging agar mini figure ini seolah kelihatan nyata dengan background di sekitarnya," kata dia, saat ditemui di kawasan Kota Tua Jakarta, Ahad (24/3).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement