Selasa 26 Mar 2019 15:18 WIB

Bangka Barat Diminta Dongkrak Citra Wisata Kota Tua Muntok

Di kota tua ini terdapat bangunan kuno bernuansa Cina dan Melayu

Pesanggrahan Muntok sebagai salah satu destinasi wisata bersejarah di Bangka Barat
Foto: akbar/republika
Pesanggrahan Muntok sebagai salah satu destinasi wisata bersejarah di Bangka Barat

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan, meminta Bupati Bangka Barat Markus untuk fokus meningkatkan keberadaan Muntok sebagai kota tua bersejarah. Menurut Erzaldi keberadaan Muntok sebagai kota tua bersejarah dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah itu.

"Kita harus fokus meningkatkan tagline atau keberadaan Muntok sebagai Kota Heritage," kata Erzaldi Rosman Djohan saat Pelantikan dan Pengucapan Sumpah Jabatan Bupati Bangka Barat sisa masa jabatan 2016 - 2021 di Pangkalpinang, Selasa (26/3).

Selain memiliki wisata pantai yang cantik dan eksotik, Kabupaten Bangka Barat juga memiliki wisata sejarah yang bernilai tinggi. Dahulu Muntok merupakan kota pelabuhan yang penting. Melalui kota inilah komoditas unggulan berupa lada putih serta bijih timah yang ditambang besar-besaran di Muntok dan sekitarnya diangkut oleh kapal-kapal Pemerintah Hindia Belanda menuju Eropa.

Mengingat pentingnya peran kota ini pada masa kolonial, tidak heran ditemukan banyak bangunan tua sebagai saksi peninggalan Hindia Belanda yang masih kokoh berdiri. Selain bangunan bernuansa kolonial, di kota tua ini juga terdapat bangunan kuno bernuansa Cina dan Melayu.

Keberadaan bangunan-bangunan tersebut seolah menjadi saksi bisu perjalanan sejarah kota tua ini sekaligus menjadi keunikannya. Berdasarkan sisa peninggalan bangunan sejarahnya, Muntok secara umum dibagi menjadi tiga kawasan yaitu Kampung Melayu, Eropa, dan Cina.

Tidak hanya itu, di Kota Muntok juga terdapat dua gedung tua yang terkenal perannya dalam sejarah perjuangan bangsa yaitu Pesanggrahan Menumbing dan Wisma Ranggam. Kedua bangunan tersebut pernah menjadi tempat pengasingan Bung Karno dan Bung Hatta saat dibuang Belanda pada 1948-1949. Selain kedua tokoh tersebut, sejumlah tokoh penting lain juga pernah menempati dua bangunan bersejarah itu.

Ia mengatakan peningkatan Muntok sebagai kota tua bersejarah sesuai dengan visi misi Pemerintah Provinsi Kepulauan Babel bertransformasi dari daerah yang terkenal dengan penambangan bijih timah ke sektor pariwisata. "Kota tua ini mempunyai nilai tersendiri, diatur sedemikian rupa dan dijual ke pasar dunia melalui teknologi informasi," ujarnya.

Erzaldi menyakini sumber daya manusia di lingkungan Pemkab Bangka Barat mampu meningkatkan dan menjual pariwisata kota tua bersejarah ini ke penjuru dunia. "Pariwisata Muntok harus dijual. Oleh karena itu, dari sekarang kita harus fokus meningkatkan pariwisata sejarah ini untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dan perekonomian masyarakat di daerah tersebut," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement