Rabu 20 Mar 2019 20:43 WIB

Tips Pertolongan Pertama Patah Tulang dan Pendarahan

Pertolongan pertama patah tulang bisa dilakukan dengan membidai

Rep: Farah Noersativa/ Red: Christiyaningsih
Pelajar SMP Negeri 9 Surabaya mempraktekkan cara memberikan pertolongan pertama gawat darurat (PPGD) kepada korban patah tulang saat pelatihan pembentukan sekolah tanggap bencana di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (25/7).
Foto: Antara/Moch Asim
Pelajar SMP Negeri 9 Surabaya mempraktekkan cara memberikan pertolongan pertama gawat darurat (PPGD) kepada korban patah tulang saat pelatihan pembentukan sekolah tanggap bencana di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (25/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kecelakaan karena pekerjaan merupakan sebuah risiko kerja yang harus diterima masing-masing orang. Namun terkadang orang masih belum mengetahui bagaimana menolong rekan atau diri sendiri yang mengalami patah tulang.

Dokter spesialis ortopedi dan traumatologi Dwi Purnomo memberikan beberapa saran dalam menangani patah tulang. “Jangan mencoba mengangkat atau memindahkan korban jika belum mahir melakukannya,” kata Dwi dalam seminar Cepat, Tepat, dan Tanggap dalam Menghadapi Kegawatdaruratan di Siloam Hospital TB Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu (20/3).

Baca Juga

Hal yang dikhawatirkan dari pemindahan korban ini, kata dia, adalah adanya cedera tulang belakang. Pemindahan korban tak sesuai teknis memungkinkan cedera bisa lebih parah.

Saran kedua, jika tulang belakangan yang patah maka korban hanya boleh dipindah dengan hati-hati. Pemindahannya pun harus dalam posisi terbaring di atas alas yang keras. “Untuk patah tulang rahang, angkatlah rahang bawah hingga gigi atas dan bawah bersatu lalu diikat dan dibawa ke dokter,” katanya melanjutkan.

Untuk kecelakaan yang menyebabkan patah tulang tangan atau kaki, Dwi menyarankan agar membidainya. Penggunaan bidai ditujukan untuk menyangga bagian yang patah yang kemudian dilakukan pertolongan dokter.

Dia juga menyarankan untuk melakukan penekanan pada luka yang mengeluarkan darah atau pendarahan. Namun, dia menggarisbawahi, penekanan itu harus dilakukan dengan sangat rapat dan berkelanjutan sampai darah bisa berhenti. “Jangan dibuka-buka. Pokoknya ditekan terus,” jelas dia.

Apabila setelah diberikan tekanan pendarahan masih belum berhenti, kemungkinan yang ada adalah adanya nadi atau pembuluh darah balik mengalami putus. Jika demikian, dia menyarankan untuk menekan nadi yang ada di dekat luka untuk menghentikan aliran darah dari jantung ke tempat lain. “Namun hal ini memang dilakukan oleh orang yang memang terlatih,” jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement