Rabu 20 Mar 2019 19:51 WIB

Jangan Buru-Buru Pindahkan Korban Kecelakaan, Ini Bahayanya

Jangan sembarangan memberikan pertolongan karena justru bisa membahayakan korban.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Christiyaningsih
Kecelakaan kerja (ilustrasi)
Foto: antara
Kecelakaan kerja (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak dari masyarakat yang tak mengerti bagaimana mengatasi situasi adanya kecelakaan dan evakuasi korban. Seringnya, dengan niat menolong, orang berbondong-bondong mengangkat korban kecelakaan untuk dibawa ke pinggir jalan.

Siapa sangka hal itu bukanlah hal yang tepat. Dokter spesialis bedah saraf Ferry Senjaya memberikan saran ketika menemui peristiwa kecelakaan.

“Ketika kita bertemu dengan kejadian apa pun, entah itu jatuh, entah itu kecelakaan, prinsipnya kita jangan terlalu banyak manipulasi kalau tidak tahu secara pasti apa yang harus dilakukan,” kata Ferry di Siloam Hospital, Jakarta Selatan, Rabu (20/3).

Ferry menjelaskan, hal pertama yang dapat dilakukan ketika menemui korban adalah memastikan pernapasannya. Periksa apakah ada napas atau tidak. Pemeriksaan berikutnya adalah kepastian adanya denyut nadi. Kemudian, periksa adakah cedera pada bagian tubuh lainnya.

Jika korban masih ada napas dan denyut nadi, bisa dikatakan korban baik-baik saja. Namun, jika tak ada napas yang ditemukan, penolong bisa membuka jalan napas dan bersiap melakukan napas buatan.

Hal itu juga berlaku ketika denyut nadi korban tidak ditemukan. Penolong harus mempersiapkan untuk kompresi jantung sambil memanggil tenaga medis yang terlatih. Tentu saja kedua tindakan ini harus dilakukan orang-orang yang terlatih. Karena itu, Ferry meminta masyarakat untuk lebih sadar pentingnya pelatihan untuk pertolongan pertama.

Dia tidak menyarankan pemindahan korban langsung dengan cara membawanya ke pinggir. “Kita niatnya mungkin mau menolong dia yang tergeletak di jalan, kita pindahkan ke pinggiran, tapi yang kita khawatirkan adalah kalau ternyata ada cedera tulang belakang misalnya,” kata dia.

Apabila korban mengalami cedera tulang belakang dan dipindahkan maka risikonya bisa memperburuk kondisi korban. “Sehingga hal yang perlu dilakukan adalah memastikan dulu ada napas atau tidak, buka jalan napas dengan cara memiringkannya, lalu melakukan kompresi jantung atau napas buatan sambil menunggu tenaga medis datang,” ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement