Rabu 20 Mar 2019 11:36 WIB

Dauky Kembali Gelar Kelas Dunia

Ratusan Siswa SDN Neglasari Ikuti Kelas literasi dan keliling dunia

Dauky Kembali Gelar Kelas Dunia
Dauky Kembali Gelar Kelas Dunia

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Kelas Dunia Dauky merupakan salah satu program yang diselenggarakan secara rutin oleh DAUKY sebagai wadah bagi misi edukasi dan sosial yang difasilitasi oleh Elfoundation bekerjasama dengan Duta Dauky. Di program ini, para duta mengajak siswa-siswi di level SD untuk menyukai literasi dan mengenal dunia internasional. Mengawali tahun 2019, Dauky kembali menggelar Kelas Dunia Dauky 4.0. Kegiatan yang digelar pada 8-9 Maret 2019 ini, berlokasi di SDN Neglasari, Desa Nanggerang, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang.

Head of Elfoundation, Irvan Rachmawan menyampaikan ungkapan terimakasih atas respon positif dan kerjasama yang diberikan para guru dan siswa di SDN Neglasari, Sumedang. Dalam sioaran pers yang diterima Republika Rabu (21/3), Irvan berharap kegiatan ini menjadi sarana dalam menumbuhkan minat anak dalam dunia literasi sekaligus memotivasi mereka untuk berhasil dalam studinya. 

Kepada para Duta Dauky, Irvan juga menyampaikan apresiasinya atas sumbangsih tenaga, pengetahuan maupun pengalamannya dalam misi edukasi dan sosial ini. Semoga melalui kegiatan ini, para Duta Dauky semakin bersemangat melakukan misi-misi serupa yang jangkauan manfaatnya lebih luas lagi. Kelas Dunia Dauky Vol. 4 diikuti oleh para guru dan 253 siswa dari kelas satu  hingga  kelas enam. Jumlah partisipan yang cukup banyak, membuat Duta Dauky dan kakak volunteer bekerjasama dengan Despro Sumedang, salah satu komunitas sosial dibawah binaan Dompet Dhuafa, dalam mengarahkan para siswa untuk mengikuti seluruh rangkaian kegiatan.

Kegiatan hari pertama dibuka dengan pengenalan Kelas Dunia Dauky. Dilanjutkan dengan Kelas Membaca di kelas masing-masing dengan bimbingan para Duta Dauky dan kakak-kakak volunteer. Di kelas ini, siswa-siswi diajak untuk membaca buku-buku ringan hasil donasi, yang membahas berbagai isu dengan cara menyenangkan. Jumlah donasi buku yang cukup banyak, membuat setiap siswa berkesempatan menikmati bacaannya masing-masing.

Masih di Kelas Membaca, setiap siswa mendapatkan Buku Kelas Dunia Dauky sebagai sarana dalam menjalankan program literasi. Di buku ini, mereka diminta untuk menuliskan kembali cerita yang telah dibaca dan target buku yang akan dibaca selama satu bulan. Diikuti pula dengan ajakan menulis kata-kata penyemangat diri. Hal menarik lainnya dari buku ini adalah, adanya "BINGO" yang berisi to do list dan berfungsi sebagai tiket masuk kegiatan Festival Budaya. 

Usai dari Kelas Membaca, para siswa diajak untuk mengikuti Kelas Menghitung. Dikemas dalam bentuk permainan kompetisi, kelas ini membagi siswa dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 3-5 orang. Mereka diminta untuk masuk ke dalam satu sarung dan berbaris di belakang garis start. Setiap kakak fasilitator memberi pertanyaan, kelompok siswa menjawabnya dengan cara menghampiri kotak-kotak jawaban di depan mereka. Kelompok paling cepat menuju kotak jawaban, dialah yang menjadi pemenang.

Hari kedua Kelas Dunia Dauky diisi dengan Festival Budaya. Di kegiatan ini, para Duta Dauky  dan seluruh volunteer menggelar booth dari beberapa negara dan daerah di Indonesia seperti Thailand, Turki, Italia, Malaysia, Yunani, Jawa Barat dan Sumatera Utara. Booth ini menjadi sarana Duta DAUKY dan seluruh volunteer untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman ketika melakukan misi ilmiah maupun sosial budaya di negara maupun daerah yang dikunjungi. 

Di Festival Budaya, para siswa diajak untuk mencicipi kuliner khas sekaligus mengenal kata sapa, letak geografis, mata uang dari negara maupun daerah yang dipamerkan, sekaligus busana adatnya, yang dikenakan langsung oleh para Duta Dauky dan volunteer pengisi booth. Dengan penyampaian yang menarik dan menyenangkan dalam kemasan verbal, visual dan audio visual, para siswa sangat menikmati kegiatan di booth. 

Selain mengenalkan dunia internasional, di Festival Budaya ini juga digelar Kelas Mendongeng dan Kelas Menonton Anti-Bullying. Kelas Mendongeng ditujukan untuk menguatkan minat literasi dari kegiatan di hari pertama, sementara Kelas Menonton Anti-Bullying dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran dalam diri anak akan bahaya bullying dan sikap diri dalam menghadapinya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement