Selasa 19 Mar 2019 02:20 WIB

Sering Berkegiatan Outdoor? Waspadai Risiko Katarak

Penyebab utama katarak selain usia adalah paparan sinar ultraviolet.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Friska Yolanda
Pasien katarak
Foto: Antara/Akbar Tado
Pasien katarak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Katarak merupakan penyebab utama kebutaan di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, 70-80 persen kasus kebutaan di Indonesia disebabkan oleh katarak.

"Katarak itu gangguan organ pada mata karena lensa keruh," jelas Kepala Bedah Refraktif Jakarta Eye Center (JEC) Menteng dr Setiyo Budi Riyanto SpM, di Jakarta, baru-baru ini.

Salah satu faktor risiko dari katarak adalah usia. Risiko katarak akan meningkat seiring dengan pertambahan usia. Tren kemunculan katarak pun saat ini tampak bergeser menjadi lebih muda.

"Dulu, kepala enam (usia 60-an tahun), sekarang kepala lima (usia 50-an tahun)," lanjut Setiyo.

Setiyo mengatakan penyebab katarak terbanyak selain usia adalah paparan sinar ultraviolet. Paparan sinar ultraviolet dapat menyebabkan katarak muncul pada kelompok usia yang lebih muda lagi.

Jenis katarak yang muncul pada kelompok usia muda akibat paparan sinar matahari biasanya adalah katarak subkapsular posterior. Pada katarak subkapsular posterior, pengelihatan cenderung memburuk ketika pupil berkontraksi atau mengecil saat terpapar sinar.

"Jenis katarak subkapsular posterior, dia tebal di bagian tengah belakang," ujar Setiyo.

Penggunaan kacamata hitam dapat menjadi solusi untuk mencegah terjadinya katarak akibat paparan sinar ultraviolet. Penggunaan kacamata hitam sangat dianjurkan khususnya untuk orang-orang yang sering beraktivitas di luar ruangan dan terpapar langsung oleh sinar matahari. Penggunaan kacamata hitam juga dianjurkan bagi orang-orang yang berkendara di siang hari. 

Tentunya tidak semua kacamata hitam dapat melindungi mata dari paparan sinar ultraviolet. Setiyo menyarankan agar masyarakat memilih kacamata hitam yang memang memiliki fungsi untuk menangkal sinar ultraviolet.

"Bukan (kacamata hitam) yang cengdem, goceng adem," canda Setiyo.

Setiyo mengatakan orang-orang dengan katarak biasanya akan mengalami masalah penglihatan yang kabur. Namun penglihatan kabur pada penderita katarak berbeda dengan penglihatan kabur yang dialami oleh penderita gangguan refraksi.

Pada penderita gangguan refraksi, masalah penglihatan kabur bisa dikoreksi dengan penggunaan kacamata. Namun pada penderita katarak, masalah penglihatan kabur yang mereka alami tak akan hilang meski sudah menggunakan kacamata.

Setiyo menyarankan agar masyarakat yang mengalami keluhan pada mata untuk tidak mengobati diri sendiri. Keluhan pada mata sebaiknya diperiksakan ke dokter agar bisa segera ditangani dengan tepat.

"(Saat melakukan kegiatan luar ruangan) usahakan pakai sunglasses sehingga mata kita terlindungi dari sinar UV yang banyak menyumbang terjadinya katarak," terang Setiyo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement