Senin 18 Mar 2019 06:00 WIB

Kampung Flory Diusulkan Jadi Wisata Baru Populer

Kampung Flory seluas 4,5 hektare terletak di Dusun Jugangpangukan, Tridadi, Sleman

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Christiyaningsih
Agrowisata Kampung Flory di Dusun Jugangpangukan, Desa Tridadi, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, DIY.
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Agrowisata Kampung Flory di Dusun Jugangpangukan, Desa Tridadi, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, DIY.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Desa Wisata Kampung Flory memang begitu memikat. Walau masih terbilang baru, namanya sudah terkenal secara nasional dan kerap menjadi contoh sukses pengembangan perekonomian masyarakat desa.

Kampung Flory tidak cuma mendapatkan kepopuleran tinggi di tengah-tengah masyarakat Kabupaten Sleman. Bahkan, posisinya sebagai destinasi wisata tidak pula cuma tersohor di sekitaran DIY.

Walau belum genap berusia satu tahun, nama Kampung Flory sudah dikenal hampir masyarakat Indonesia. Setidaknya, mereka yang memiliki hobi wisata di Indonesia sudah hampir pasti mengenal Kampung Flory.

Atas kesuksesan itu, Pemkab Sleman terus memberikan dorongan penuh terhadap pengembangan Kampung Flory. Salah satunya dilakukan dengan mengusulkannya sebagai obyek wisata baru populer.

Kategori itu ada dalam Anugerah Pesona Indonesia yang dilaksanakan Kementerian Pariwisata. Pengusulan memang rutin dilakukan tiap tahun oleh masing-masing kabupaten/kota dan provinsi di Indonesia.

"Pemkab Sleman akan mengusulkan Desa Wisata Kampung Flory sebagai obyek wisata baru populer tingkat nasional dalam Anugerah Pesona Indonesia," kata Sri usai menerima bantuan CSR dari BPD DIY belum lama ini.

Sebelumnya, pada 2016 Pemkab Sleman pernah sukses dalam menjatuhkan pilihan kepada destinasi wisata yang diusulkan ke Anugerah Pesona Indonesia. Hasilnya, Tebing Breksi menjadi obyek wisata terpopuler.

Namun, kesuksesan serupa belum lagi dapat diulangi pada gelaran-gelaran Anugerah Pesona Indonesia setelahnya. Terakhir, pengusulan Lava Bantal belum mampu mendulang kesuksesan sebagai obyek wisata baru populer.

Pada kesempatan itu, Bupati Sleman Sri Purnomo menuturkan CSR memang harus bisa menjadi manfaat. Terlebih, hari ini kondisi UKM dan wisata di Kabupaten Sleman sangat dinamis dan terus mengalami perkembangan.

"Adanya bantuan CSR ini sangat bermanfaat untuk melengkapi apa yang menjadi program pembangunan di Kabupaten Sleman," ujar Sri.

Adapun jumlah bantuan yang diserahkan sebanyak Rp 250 juta untuk perbaikan sarana dan prasarana Dewi Flory. Bantuan diterima Bupati Sleman, selanjutnya diserahkan kepada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dewi Flory.

Direktur Utama BPD DIY Santoso Rohmad mengatakan langkah itu merupakan salah satu misi BPD DIY. Yaitu, menjalankan fungsi agen pembangunan yang fokus mengembangkan sektor UMKM. "Mendorong pertumbuhan perekonomian daerah dan menjaga lingkungan," kata Santoso.

Kampung Flory berada di Dusun Jugangpangukan Desa Tridadi, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, DIY. Agrowisata seluas 4,5 hektare itu menjadi satu contoh sukses sinergi pemuda dan desa.

Pada peresmiannya, Pembina Kampung Flory Sudihartono menuturkan ada berbagai obyek wisata mulai zona taruna tani, zona agro buah, zona bali ndeso, dan zona desa wisata edukasi.

Luas lahan rata-rata tiap zona berkisar satu hektare. Untuk zona taruna tani memang fokus ke pembibitan tanaman hias dan buah, zona desa wisata fokus kepada outbond, tur desa, hutan mini, dan permainan anak.

Zona agro buah fokusnya ada di agrowisata yang diisi banyak sudut-sudut swafoto. Ada pula Pasar Ndelik yang berisi makanan-makanan tradisional dengan transaksinya memakai mata uang koin pandel.

Pengelolaan Kampung Flory melibatkan setidaknya empat desa dengan memanfaatkan tanah seluas 4,5 hektare. Sistemnya sewa dan kerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (Bumdesa) sebagai bentuk nyata sinergi. "Semua adalah sinergi dari pertanian, pariwisata, pendidikan, budaya, lingkungan dan kuliner," ujar Sudihartono kala itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement