REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktris senior Christine Hakim mengakui merasa tertantang saat diajak untuk ikut terlibat dalam film Bumi itu Bulat. Waktu pengambilan gambar yang singkat membuatnya merasa Bumi itu Bulat berbeda.
“Tantangannya, karena begitu singkat, saya dihubungi. Setelah saya membaca skripnya, waktu syutingnya juga begitu singkat,” kata Christine di Kemang, Jakarta Selatan.
Waktu yang sangat singkat membuatnya harus lebih tanggap dan tangkas dalam memahami bagaimana perannya sebagai dosen bernama Ibu Hartini. Meskipun hanya terlibat dalam dua adegan dalam film itu, perannya sebagai dosen bernama Ibu Hartini itu cukup penting.
Dia mengaku baru dihubungi oleh sang produser pada dua pekan lalu. Sehingga, proses pengambilan gambar pun sangat cepat dan singkat. Film yang menjunjung tema toleransi ini, dijadwalkan akan rilis pada 11 April mendatang.
Produser film Bumi itu Bulat, Robert Ronny mengatakan, dengan rilis film yang dijadwalkan pada 11 April nanti mencari waktu momentum masa tenang pemilihan presiden. Film ini akan menjadi media yang mendinginkan suasana Pemilihan Umum (Pemilu).
“Saya ingin malah film ini justru akan ‘menyiram air dingin’ ke semua orang lah,” kata Robert.
Menurutnya, pada masa tenang nanti, adalah masa bangsa Indonesia tak lagi memandang pilihan calon presiden. Setelah pemilu selesai, kata dia, jalan hidup akan kembali lagi seperti biasanya.
“Semoga pada saat itu, orang berbondong-bondong ke bioskop untuk menonton Bumi itu Bulat dan sadar bahwa kita ini Indonesia yang satu,” ujar dia.