Selasa 12 Mar 2019 07:49 WIB

Misi Christine Hakim di Bumi itu Bulat

Christine Hakim ingin anak muda Indonesia harus cintai keragaman bangsanya.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Indira Rezkisari
Aktris senior Christine Hakim di jumpa pers dan talkshow film Bumi itu Bulat, di Kemang, Jakarta Selatan, Senin (11/3).
Foto: Republika/Farah Nabila Noersativa
Aktris senior Christine Hakim di jumpa pers dan talkshow film Bumi itu Bulat, di Kemang, Jakarta Selatan, Senin (11/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktris senior Christine Hakim, terlibat dalam pembuatan film Bumi itu Bulat. Ia bersedia berakting karena film membawa misi mengenalkan keragaman Indonesia.

Aktris pemenang Piala Citra itu akan memerankan peran seorang dosen dalam dua adegan. “Saya dalam film Bumi itu Bulat, sebagai ibu dosen. Ibu Hartini namanya. Ada dua adegan,” kata Christine di wilayah Kemang, Jakarta Selatan, Senin (11/3).

Baca Juga

Dia mengatakan, tertarik ikut peran dalam film karena memiliki misi mendorong toleransi. Film, kata dia, memiliki misi berjuang menjaga harmonisasi dan kebinekaan NKRI.

Menurutnya, menjaga kebinekaan RI adalah sebuah amanah yang diberikan oleh Allah SWT kepada bangsa Indonesia. Sebab, Indonesia sendiri sangat beragam, baik suku, ras, maupun agama.

Aktris yang terlibat dalam film Eat, Pray, Love itu mengaku telah dihubungi oleh produser Robert Ronny untuk ikut terlibat dalam film yang memiliki misi toleransi ini. Tanpa pikir panjang, aktris yang sebenarnya berniat menjadi seorang arsitek atau psikolog itu langsung menerima tawaran dari Robert untuk bermain di film ini.

Menurutnya, Bumi itu Bulat juga berbeda dengan film-film dia mainkan sebelumnya. “Film ini dibuat dengan misi dan tujuan untuk anak-anak muda lebih memahami, dan lebih menghargai arti kebersamaan ini,” kata Christine.

Harapannya, film bisa menyasar generasi milenial agar tak mudah terprovokasi. Dia berharap, anak-anak muda dan juga masyarakat tak mudah mempercayai iming-iming penggantian ideologi Pancasila. Sekaligus mengajak anak muda belajar lagi tentang arti Pancasila. “Inilah yang harus kita kaji lagi,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement