Ahad 10 Mar 2019 17:59 WIB

Wisata Olah Raga Sleman Kian Tancapkan Gas

Ini jadi momentum untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dalam maupun luar negeri.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Endro Yuwanto
Pembukaan Volcano Run 2019 di Jogja City Mall, Kamis (7/2).
Foto: Dok Pemkab Sleman
Pembukaan Volcano Run 2019 di Jogja City Mall, Kamis (7/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kabupaten Sleman tancap gas menghelat gelaran-gelaran olah raga untuk mengawali tahun. Setelah sukses menyelenggarakan Volcano Run 2019, giliran Tour de Sleman 2019 yang mencuri perhatian.

Uniknya, tahun ini kedua gelaran besar itu berlangsung secara bersamaan pada Ahad (10/3) pagi. Volcano Run merupakan gelaran lari yang mengambil lokasi sekitaran lereng Gunung Merapi. Sedangkan, untuk Tour de Sleman yang merupakan gelaran bersepeda, tahun ini mengambil lokasi di sekitaran Condongcatur. Keduanya, sukses menarik tidak cuma masyarakat domestik tapi luar negeri.

Volcano Run 2019 turut dimeriahkan dan dibuka Bupati Sleman, Sri Purnomo. Pada kesempatan itu, Sri turut berpartisipasi dan sempat menempuh jarak lima kilometer dan mencapai garis akhir.

Ditemui usai menyelesaikan lintasannya, Sri berpendapat, gelaran ini memang memiliki daya tarik tersendiri. Pasalnya, para pengunjung menikmati sensasi berlari di ketinggian dengan pemandangan Gunung Merapi. "Ini sungguh pengalaman menarik dan tentu menjadi daya tarik tersendiri, berlari sambil menikmati keindahan lereng Merapi," kata Sri setelah mendapat catatan waktu 41 menit.

Sri menuturkan, motivasinya mengikuti Volcano Run agar badan tetap sehat dan bugar, walaupun usia sudah tidak muda lagi. Ia berharap, gelaran tersebut dapat memberi energi positif.

Utamanya, lanjut Sri, agar menjadi momentum untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dari dalam maupun luar negeri ke Kabupaten Sleman. Ia turut berharap, gelaran ini dapat rutin terselenggara. "Dan mendatangkan peserta-peserta yang dua kali lebih banyak," ujar Sri.

photo
Pembukaan Volcano Run 2019 di Jogja City Mall, Kamis (7/2).

Kali ini, Volcano Run 2019 memiliki tiga kategori jarak yang ditempuh. Ada lima kilometer untuk lari keluarga, 10 kilometer untuk race, dan 21 kilometer untuk setengah marathon.

Elevasi tertinggi mencapai 714 meter. Perlombaan dimulai dari Museum Gunung Merapi pukul 05.30 WIB, menelusuri jalur-jalur perkampungan dan melewati titik-titik menarik baik turunan maupun tanjakan lereng Merapi.

Setelah itu, peserta kembali ke Museum Gunung Merapi untuk garis akhirnya. Jembatan Gantung Kali Boyong dan DAM Kali Boyong menjadi sudut-sudut yang menarik sepanjang rute.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Sudarningsih menjelaskan, gelaran itu memang sekaligus menjadi usaha mendukung program Sport Tourism Destination. Terlebih, skalanya internasional. "Ini salah satu gelaran untuk meningkatkan kunjungan wisatawan karena ini juga skala internasional yang berdatangan misalkan Kanada, Thailand, Singapura, dan Malaysia," kata Ning.

Gelaran yang diinisiasi komunitas Ubur-Ubur Lari ini berhasil menarik 2.500 peserta. Ning berharap, gelaran ini dapat masuk kalender pariwisata Sleman, atau bahkan 100 Event Kementerian Pariwisata.

Terpisah, gelaran Tour de Sleman 2019 turut berlangsung di Kabupaten Sleman. Kegiatan itu dihelat untuk memperingati HUT komunitas Antar Lintas Gowes Jogja (Algojo).

Gelaran ini sekaligus mengawali rangkaian perlombaan dalam rangka memeriahkan Hari Jadi ke-103 Kabupaten Sleman. Ketua Panitia, Giyanto menjelaskan, Tour de Sleman menempuh lebih dari 60 kilometer.

Sebanyak 300 pesepeda balap dan lebih dari 1.000 pesepeda kategori umum turut mengambil bagian Tour de Sleman kali ini. Rute dimulai dari Pemdes Condongcatur dan garis akhir di Embung Kaliaji. "Turut dilakukan penebaran 140 kilogram benih ikan nila di Embung Kaliaji dan kampanye setop narkoba," ujar Giyanto.

Pada kesempatan itu, Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun, memberi apresiasi positif terhadap gelaran-gelaran serupa. Utamanya, agar dapat terselenggara secara rutin setiap tahun.

Sri berpendapat, kegiatan-kegiatan seperti itu akan senantiasa mendukung usaha peningkatan kesehatan masyarakat. Sekaligus, lanjut Sri, tentu saja pariwisata di Kabupaten Sleman.

Sri berharap, gelaran-gelaran olah raga serupa yang ada di Kabupaten Sleman dapat direplikasi komunitas-komunitas sepeda lain. Terlebih, dimeriahkan aksi-aksi positif seperti menebar benih. "Sangat bermanfaat untuk masyarakat, membawa dampak positif bagi masyarakat sekitar yang dijadikan tempat penyelenggaran, dan pesepeda turut diajak mengampanyekan setop narkoba," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement