REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film drama komedi Yowis Ben 2 tayang di bioskop mulai 14 Maret 2019. Bayu Skak, penggagas ide cerita sekaligus sutradara bersama Fajar Nugros, menyampaikan ada banyak hal baru dalam film berbahasa daerah itu.
"Ada cross culture, bahasa Jawa bertemu dengan bahasa Sunda. Karena para anggota band yang berasal dari Kota Malang, sekarang pergi ke Bandung untuk rekaman," kata Bayu di sela acara premier film di Jakarta, Rabu (6/3).
Film besutan Starvision ini mayoritas menggunakan bahasa daerah, dilengkapi dengan terjemahan bahasa Indonesia. Perbedaan bahasa dikemas dalam wujud komedi sehingga persinggungan yang ada tidak menyebabkan gesekan, melainkan memicu tawa.
Melanjutkan film pertama, Yowis Ben 2 bercerita tentang empat sahabat SMU yang tergabung dalam grup musik Yowis Ben. Mereka adalah Bayu (Bayu Skak), Doni (Joshua Suherman), Nando (Brandon Salim), dan Yayan (Tutus Thomson).
Pada film pertama, mereka sudah bisa menunjukkan pembuktian anak-anak culun bisa berkarya dan sukses. Film kedua mengisahkan upaya mereka mempertahankan keberhasilan itu, serta jenjang kehidupan selanjutnya selepas lulus bangku sekolah.
Konflik dalam tubuh band cukup mengemuka, apalagi tiap personel memiliki karakter yang sangat berbeda. Masing-masing tokoh menghadapi masalah internal yang berdampak pada kelanggengan Yowis Ben. Begitu pula Bayu yang menghadapi dilema finansial serta romansa.
Bayu Skak berharap film yang dia sutradarai di bawah arahan Fajar Nugros bisa menjadi tayangan yang segar dan menghibur. Dia menyimpan misi menyebarkan pesan positif agar generasi muda tidak mengesampingkan budaya daerahnya masing-masing.
"Menyuarakan ke semua orang agar kita tidak melupakan bahasa daerah. Jangan sampai anak muda lupa kedaerahannya. Dengan ini bisa mengingatkan kembali dalam kemasan fun seperti film," ujar Bayu yang dikenal sebagai Youtuber.