Selasa 05 Mar 2019 14:45 WIB

Bercanda Soal Perang India-Pakistan, Trevor Noah Dikecam

Trevor Noah mengatakan perang India-Pakistan akan menjadi perang paling menghibur.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Trevor Noah
Foto: AP
Trevor Noah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembawa acara Daily Show, Trevor Noah, memicu kemarahan warganet atas leluconnya terkait ketegangan politik dan militer yang sedang berlangsung antara India dan Pakistan. Dalam acara itu, dia melontarkan lelucon bahwa perang antara India dan Pakistan akan menjadi perang paling menghibur sepanjang masa.

Trevor mengatkan, tentara India akan maju ke medan perang sambil bernyanyi dan menari khas Bollywood. Trevor sempat mengeluarkan permintaan maaf atas candaan buruknya, namun hal itu seolah tidak mampu meredakan kemarahan warganet.

Aktris Swara Bhaskar, contohnya, menilai bahwa Trevor telah melakukan hal yang bodoh dan rasis.

"Kamu mengatur esensialisme dan generalisasi yang menggurui,” kata Swara seperti dilansir The Hollywood Reporter, Selasa (5/3).

Direktur Kreatif Festival Film Mumbai, Smriti Kiran, juga mengkritisi lelucon Trevor. Menurut dia, seharusnya Trevor bisa mencari konten yang cerdik dan bisa menghangatkan hati orang-orang di kedua negara.

"Saya penggemar berat karya Anda, tetapi ini sama sekali tidak lucu," cicit Smriti.

Komedian dan aktris Mallika juga mengkritisi lelucon Trevor. Dia menyebutnya sebagai suatu yang sangat tidak cerdas.

"Lelucon Anda sangat tidak cerdas. Anda rasis,” demikian cicitannya.

Menanggapi kritikan tersebut Trevor mengklarifikasi bahwa apa yang dia lakukan murni lelucon. Dia menyesali ulahnya tersebut.

"Sebagai seorang komedian, saya menggunakan komedi untuk memproses rasa sakit dan ketidaknyamanan, tetapi saya harus minta maaf jika lelucon saya kali ini melukai Anda dan orang lain, bukan itu yang saya coba lakukan," kata dia.

India dan Pakistan telah berperang tiga kali sejak merdeka dari kekuasaan Inggris pada tahun 1947. Mereka masih terus bersengketa atas wilayah Kashmir. Ketegangan saat ini telah menyebabkan pengamat berspekulasi tentang kemungkinan pecahnya perang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement