Senin 04 Mar 2019 02:41 WIB

Peneliti Temukan Sensor Nirkabel untuk Bayi Prematur

Di AS saja, hampir 300 ribu bayi yang baru lahir berakhir di ICU setiap tahunnya.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Israr Itah
Bayi prematur/ilustrasi
Foto: senseandsustainability.net
Bayi prematur/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Ketika melihat rumah sakit di bagian Unit Perawatan Intensif (ICU) bayi, selalu terlihat bayi prematur yang penuh dengan kabel untuk memonitor keadaannya. Hal ini mempersulit orang tua untuk memeluk anaknya. 

Saat ini, peneliti di Amerika Serikat telah menemukan sensor tanpa kabel yang penampakannya mirip kulit manusia. "Ini penemuan menarik. Tanpa kabel, lebih mudah bagi orang tua khususnya ibu, untuk berinteraksi dan menggendong bayinya," kata pemimpin penelitian dari Universitas Northwestern, John Rogers, dikutip dari AP, Ahad (3/3). 

Baca Juga

Di AS saja, hampir 300 ribu bayi yang baru lahir berakhir di ICU setiap tahunnya. Biasanya, bayi-bayi tersebut dilahirkan sebelum waktunya atau terlahir dengan masalah kesehatan yang serius. 

Sangat penting untuk melacak detak jantung sang bayi dan tanda-tanda vital lainnya. Sehingga, dokter dan perawat dapat dengan cepat melihat jika pasien termuda mereka berada dalam masalah. 

Namun, setelah penemuan sensor pada bayi ini, kabel yang menghambat kontak kulit dari orang tua dan bayi bisa dihilangkan. Bayi yang masih membutuhkan ASI bisa dengan mudah disusui oleh ibunya. Selain itu, bayi tidak perlu khawatir kulitnya cedera akibat kabel. 

Tentu timbul pertanyaan, seberapa baik sensor tersebut? Para peneliti menempatkan sensor nirkabel pada tubuh 20 bayi di NICU yang berafiliasi dengan Universitas Northwestern. Berdasarkan pemantauan, sensor nirkabel dapat bekerja dengan baik. 

"Ini adalah teknologi yang menjanjikan, dan dapat menghilangkan sensor tempel," kata seorang ahli neonatal dari Instiut Nasional Kesehatan Anak dan pengembangan Manusia, Rosemary Higgins. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement