Rabu 27 Feb 2019 20:33 WIB

Ruang Rawat Khusus Pasien Kanker Remaja Digagas

Pasien kanker remaja membutuhkan perawatan berbeda dengan pasien anak.

Pasien kanker remaja. RS Kanker Dharmais merupakan salah satu penyedia layanan medis yang akan menyediakan ruang rawat inap khusus pasien kanker remaja.
Foto: Reuters
Pasien kanker remaja. RS Kanker Dharmais merupakan salah satu penyedia layanan medis yang akan menyediakan ruang rawat inap khusus pasien kanker remaja.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) menginisiasi ruang rawat inap khusus remaja di atas usia 11 tahun. Perawatan khusus diharap dapat mempertahankan kualitas hidup pasien kanker remaja.

"Ruang rawat anak ini merupakan pengembangan dari ruang rawat anak di rumah sakit yang sama," ujar Pendiri YOAI, Rahmi Adi Putra Tahir, Rabu (27/2). Ruang rawat inap rencananya terletak di Rumah Sakit (RS) Kanker Dharmais Jakarta.

Baca Juga

Rahmi menjelaskan perbedaan kebutuhan antara anak dan remaja, membuat ruang rawat keduanya harus dipisahkan. Terutama dalam hal aktivitas dalam upaya penyembuhan selain hal psikis dan psikologis.

Dengan memberikan perhatian dan dukungan psikososial kepada pasien kanker diharapkan dapat mengatasi tekanan psikologis pasien. "Kami berharap dengan adanya ruangan ini, maka pasien kanker remaja semakin termotivasi untuk sembuh," ucapnya.

Direktur Utama RS Kanker Dharmais, Abdul Kadir, mengatakan dengan memberikan kenyamanan ruang inap juga memberikan privasi tersendiri selama mereka menerima pengobatan dari tim dokter. "Kami juga terus mengupakan untuk menciptakan ruang rawat inap dengan fasilitas dan orang-orang yang terlatih khusus dalam memberikan asuhan keperawatan, menyediakan lingkungan terapi dan membantu pemulihan mereka," kata Kadir.

Meski tidak ada perbedaan tata laksana pengobatan antara pasien anak dan remaja, namun pasien usia remaja membutuhkan privasi yang berbeda dengan anak-anak. Untuk usia remaja, lebih kompleks kebutuhannya dan tim medis pun dapat langsung berkomunikasi tentang penyakitnya tanpa melalui orang tuanya.

Kadir menambahkan pasien kanker anak-anak dan remaja perlu dukungan yang luar biasa dalam menjalani pengobatan agar bisa cepat sembuh. Menurut data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada 2015, di Indonesia terdapat sekitar 4.100 kasus kanker anak-anak per tahun, sebagian besar merupakan leukemia. Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013 (Riskesdas) menunjukkan prevalensi kanker anak umur 0-14 tahun sebesar sekitar 16.291 kasus.

Sedangkan data dari Kementerian Kesehatan mengungkapkan bahwa setiap tahunnya, ada lebih dari 175 ribu anak di dunia didiagnosis mengidap kanker. Sekitar 90 ribu diantaranya meninggal dunia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement