REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit kanker terkadang tidak bisa dihindari karena pengaruh faktor gen. Namun seringkali kanker dipicu oleh faktor gaya hidup, seperti polusi udara, radiasi, bahan kimia di tempat kerja, hingga akibat makanan.
Hampir setengah dari kasus kanker di AS terkait dengan faktor risiko yang dapat dicegah. Penelitian ilmiah telah mengungkapkan bahwa ada kemungkinan untuk menurunkan peluang menderita kanker.
Penyebab kanker terbesar adalah merokok. Kelebihan berat badan dan kurang berolahraga juga merupakan kontributor utama.
Salah satu cara paling sederhana dan tercepat untuk mengurangi risiko kanker adalah dengan mengurangi makanan tertentu yang memicu kanker. Berikut adalah makanan paling berisiko memicu kanker seperti dilansir dari laman Bussines Insider.
Makanan olahan
Para ilmuwan di Prancis baru-baru ini memusatkan perhatian pada tautan yang meresahkan yaitu orang yang makan lebih banyak makanan olahan. Makanan itu termasuk keripik, permen, soda, makan malam beku dan ramen instan. Makanan olahan menyumbang potensi kanker lebih banyak besar daripada makanan yang dimasak dari bahan mentah di rumah. Jadi makanan yang dikemas dalam bungkus plastik atau di atas nampan microwave harus dimakan jarang-jarang.
Daging merah
Daging merah tidak secara resmi terdaftar sebagai penyebab kanker, tapi daging itu mengandung senyawa yang disebut "haem" atau protein heme yang membuatnya merah. Sayangnya, heme juga bisa merusak lapisan usus dan membuat lebih mudah terkena kanker usus besar.
Daging olahan
Daging olahan seperti sosis dan bacon dapat meningkatkan risiko kanker seseorang. Terutama jika dimakan secara teratur. Makan daging dalam jumlah besar yang telah diasinkan, diasinkan, atau diasapi, dapat menyebabkan kanker perut dan usus. Itu sebagian besar karena daging olahan diperlakukan dengan nitrat, tambahan kimia yang membantu menjaga warna daging merah muda dan rasa lezat dan asin. Hal yang sama bahkan dapat terjadi pada apa yang disebut varietas daging olahan “bebas nitrat”.
Makanan dalam plastik
Phthalate adalah bahan kimia yang membuat plastik lebih fleksibel dan tahan lama. Tapi beberapa jenis bahan kimia itu adalah pengganggu endokrin yang mengacaukan cara kerja hormon dan dapat menyebabkan kanker.
Dokter anak dan peneliti kesehatan masyarakat Leo Trasande menyarankan menggunakan wadah kaca dan stainless steel sebanyak mungkin di dapur alih-alih plastik. Sebab plastik dapat melarutkan bahan kimia ke dalam makanan.