REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Elba Damhuri
Bisnis kopi sedang menggeliat belakangan ini. Kedai-kedai kopi bermunculan bak jamur di musim hujan sementara produksi kopi pun meningkat.
Komunitas-komunitas kopi terus bertambah. Berbagai pelatihan, edukasi, hingga workshop bisnis kopi tersiar di banyak kota di Tanah Air.
Di beberapa tempat malah ada agrowisata kebun kopi. Komoditas yang dibangun Belanda ini kini menjadi ladang bisnis baru yang cukup menggiurkan.
Salah satu pusat pendidikan kopi yang rutin dan konsisten menggelar pelatihan perkopian adalah Koperasi Produsen Kopi (KPK) Margamulya, Pangalengan, Jawa Barat. KPK Margamulya ini diketuai Mochamad Aleh Setiapermana atau Kang Aleh yang selain petani kopi adalah seorang barista juga.
Kang Aleh sedang menjadi barista kopi Java Preanger dalam suatu acara.
Kang Aleh tidak sendiri dalam mengembangkan bisnis kopinya. Bersama 250 petani kopi lainnya di Gunung Tilu, Pangelangan, Jawa Barat, dengan merek kopi Java Preanger, Kang Aleh dan koperasinya tumbuh sebagai entrepreneur sejati.
Setiap bulannya ada pelatihan perkopian yang meliputi materi dasar kopi, penanaman, proses pasca-panen, penggilingan, penjemuran, roasting, hingga teknik menyeduh kopi.
Kang Aleh memiliki Café Coffee House Gunung Tilu yang ada di depan kebun kopi sehingga dapat dicapai dengan berjalan kaki. Segala proses pengolahan kopi dapat ditemui di sini karena Kang Aleh melengkapi kafenya dengan pabrik pengolahan kopi.
"Materi Materi pelatihan kopinya meliputi panen di kebun, pemilihan biji kopi terbaik, proses sangrai, pengolahan biji menjadi bubuk kopi, pengemasan, hingga pengolahannya menjadi minuman siap saji yang nikmat," kata Kang Aleh, pekan lalu.
Kang Aleh sedang mengajari cara meroasting biji kopi menjadi biji kopi matang di Gunung Tilu yang memproduksi kopi Java Preanger.
Pada tahap pertama dalam pelatihan yang berlangsung dua hari itu, Kang Aleh akan menjelaskan dasar-dasar kopi. Segala pengetahuan tentang kopi, jenis-jenisnya, hingga pasca-panen dijelaskan dengan menggunakan alat bantu seperti gambar-gambar dan video-video.
Kemudian, materi pelatihan fokus pada pembibitan, penanaman, hingga panen. Kang Aleh bersama tim akan membawa peserta berkeliling kebun kopi di belakang kafenya, melihat langsung tanaman kopi yang masih kecil hingga sudah tinggi.
Peserta pelatihan juga akan melihat secara langsung teknik proses kopi pasca-panen yang meliputi proses natural (kering), honey, hingga basah (washed). Kopi-kopi yang difermentasi diperlihatkan termasuk kopi yang diproses untuk menghasilkan aroma wine. Istilahnya, kopi wine.
Materi berikutnya tentang teknik menyeduh kopi (manul brewing), membuat latte, espresso, hingga produk-produk turunan kopi lainnya yang biasa ditemukan di kafe-kafe kopi. Ada praktik latte art juga.
Kang Aleh mengatakan pelatihan ini penting bagi mereka yang ingin membuka usaha kopi. Bahkan, bagi para penikmat kopi pun sangat berguna untuk mengikuti pelatihan yang biayanya hanya Rp 500 ribu ini.
Di sini para peserta dan pengunjung bisa merasakan dan menikmati wisata kopi Java Preanger. "Semua mendapatkan sebuah pengalaman wisata edukasi untuk menikmati secangkir kopi sekaligus ilmu untuk menjadi barista," kata Kang Aleh.
Udara yang dingin Pangelengan, kebun kopi hijau yang diselingi warna-warni kopi ceri (merah) dan hijau, serta ilmu kopi bertambah menjadi daya tarik tersendiri untuk mengikuti pelatihan di Java Preanger. Sudah ribuan peserta datang mengikuti pelatihan kopi di kebun kopi Gunung Tilu.
Kang Aleh pun menggandeng perbankan untuk memajukan usahanya ini. Bank BNI memberikan kredit lunak dengan syarat berusia lebih dari 21 tahun dan memiliki pengalaman usaha lebih dari enam bulan.
Proses pasca-panen kopi Java Preanger di Gunung Tilu, Pangalengan, Jawa Barat.
"Pak Aleh sudah mendapatkan kredit dari BNI dengan bunga yang hanya sebesar 6 persen untuk kredit senilai Rp 30 juta," ujar Corporate Secretary BNI, Ryan Kiryanto.
BNI memang termasuk bank yang konsisten menggandeng petani untuk bersama-sama mengembangkan bisnis dan usahanya. Cakupan pembinaan BNI atas petani kopi tidak hanya terwujud di Jawa Barat, namun juga di provinsi-provinsi lainnya seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Prestasi Java Preanger dan Kang Aleh
Kang Aleh bersama Java Preanger memiliki segudang prestasi. Pada Oktober 2017, kang Aleh menjadi juara satu Coffee Cupping Competition Arabika di Smesco Rembug Kopi Nusantara, Jakarta.
Ia juga menjadi Kelompok Tani Berprestasi untuk komoditas kopi pada kategori pengolah hasil pada tahun 2015 dari Gubernur Jawa Barat. Dalam suatu acara lelang biji kopi di Monas, kopi Java Preanger tercatat sebagai biji kopi dengan nilai jual tertinggi.
Kopi Java Preanger Gunung Tilu pun semakin harum wanginya hingga ke mancanegara. Selama ini, pada setiap masa panen pada bulan Maret atau Agustus, ada pengekspor kopi ke Jepang yang menampung kopi Java Preanger sebanyak 70 ton.
Kopi Java Preanger Gunung Tilu, Pangelangan, Jawa Barat.
Hatim Faraby, salah satu peserta pelatihan kopi di tempat Kang Aleh, mengaku sangat senang dengan materi-materi yang diberikan. Pengetahuannya tentang kopi Indonesia pun bertambah dan semakin menggemari kopi-kopi nasional.
Menurut Hatim, bagi yang ingin belajar bisnis kopi bisa belajar di Java Preanger bersama Kang Aleh. "Cara penyampaian materinya pun simpel dan mudah dipahami," kata Hatim.
Ayo, dukung kemajuan kopi Indonesia!